Recent Posts

Berbagi Ide dan Gagasan Untuk Menginspirasi Anak Negeri

Rabu, 24 Juli 2024

Belajar Menulis Uncle Den

"Keren! Deni Darmawan Membimbing 271 Mahasiswa Unpam Ajaran 2023-2024 Menulis Artikel Reportase dan Opini Tembus di Media Massa

 

Deni Darmawan saat mengajarkan praktik menulis (dokpri)

Oleh : Zenita Cahyani (Mahasiswi Eksyar Unpam dan Penulis Kombis)

Deni Darmawan membimbing mahasiswa sebanyak 271 dari Ilmu Komunikasi dan Prodi Ekonomi Syariah Universitas Pamulang menulis artikel reportase dan opini tembus di media massa. Berkat Kerjasama dan kolaborasi Deni Darmawan dan mahasiswa bisa mengantarkan penulis pemula menjadi penulis andal.


Dalam prosesnya, Deni dengan tekun memberikan teori dan praktik cara menulis artikel reportase dan opini. Karena kegigihannya, mahasiswa semangat ingin belajar menulis artikel reportase dan opini.


"Tidak mudah membimbing penulis pemula, harus dibuka mindsetnya, dan memberikan kepercayaan diri kepada mereka agar berani menulis dan buktikan jika mereka pasti bisa,” ujarnya.


Artikel mahasiswa yang terbit di media portal berita media online (dokpri)

Deni mengajarkan dengan cara membuat kerangka dimulai dari membuat judul, lead, badan artikel dan penutup. ”Saya bimbing juga cara menerbitkan di media massa, " ungkapnya terkenang ketika dengan sabar menuntun mahasiswa belajar menulis.


Baginya, bisa kerena terbiasa. Kuatkan tekad dan ubah mindsetnya bahwa menulis itu mengasyikan. “Semakin kita mahir dalam menulis, maka kita akan memiliki banyak rekam jejak untuk peluang kerja dimasa depan dan menjadi portofolio bagi mahasiswa,” lanjutnya.


Dengan kerjas kerasnya, sekitar 271 mahasiswa mengikuti arahan Deni Darmawan dan akhirnya tulisan mahasiswa diterbitkan. "Asal ada kemauan pasti bisa. Jika mau sungguh-sungguh semua pasti bisa. Mahasiswa jika sering menulis akan mudah menulis makalah, skripsi dan lainnya,”


Dalam praktik menulis, Deni sangat sabar dalam membimbing. Mahasiswa menulis reporstase liputan dosen dan warga unpam lainnya. “Kami semua menulis reportase agar ada rekam jejak digital. Kenapa unpam? Agar masyarakat luas tahu akan aktivitas warga unpam, tidak hanya lokal dan tapi juga dunia, bahwa unpam tidak kalah dengan kampus lainnya,” ungkap Zenita Cahyani mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah yang telah dibimbing oleh Deni Darmawan hingga mahir menulis reportase dan opini.


Berbagai mahasiswa menulis dan menerbitkan artikel di media massa (dokpri)

"Pak Deni Darmawan dengan sabar membimbing mahasiswa agar tulisannya diterbitkan di media massa. Jadi, kita belajar tidak hanya teori saja tapi juga praktik. Ini sangat jarang terjadi yang dilakukan oleh dosen lain," terang Zenita.


Deni juga memberikan saran agar tulisan itu harus original alias asli. “Mahasiswa tidak diperbolehkan untuk mencopas tulisan dari sumber manapun, harus dari opini sendiri, ketika menggunakan referensi harus dielaborasi dengan kata-kata sendiri dan mem-paraphasekan, " tutup Zenita yang juga ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) Ekonomi Syariah Unpam.


Penulis : Zenita Cahyani (Mahasiswi Eksyar Unpam dan Penulis Kombis)

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini atau reportase di website KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.




 

 

Read More

Kamis, 18 Juli 2024

Belajar Menulis Uncle Den

Stop Perundungan di Sekolah

 

Flyer Matsama Mts Mathaul Anwar (dokpri)


Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathlaul Anwar menggelar kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) pada Rabu (17/7/2024) di jalan H. Rean No.111 RT 03 RW 01 Benda Baru Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Deni Darmawan yang menyampaikan materi Stop Perundungan (Bullying) di Sekolah.


Dalam paparannya, Deni melakukan interaksi dan diskusi kepada siswa mengenai apa itu perundungan atau bullying. “Sebelum kita bahas tentang perundungan, adakah diantara kalian yang tahu apa itu perundungan?. Berbagai pendapat disampaikan oleh siswa. Perundungan yaitu suka memukul, mengejak, mengintimidasi, mencaci-maki, dan perbuatan menyakiti yang diulang-ulang,” ujar Deni ketika menyimpulkan beragam pendapat dari siswa.


Begitu banyak pengertian perundungan yang disampaikan dari berbagai para ahli. “Perundungan atau bullying adalah sebuah tindakan yang merugikan orang lain dengan cara menyakiti, mengancam, kekerasan kontak fisik, menghina, yang semua itu dilakukan dengan sengaja, baik tatap muka atau di media sosial (cyberbullying) yang dilakukan lebih dari sekali,” ungkap Deni Darmawan yang sudah membina puluhan mahasiswa menulis reportase dan opini.


Deni Darmawan saat menyampaikan materi di PLS Matsama MTs Mathaul Anwar (dokpri)



Deni melanjutkan, bahwa perundungan itu bentuknya macam-macam. “Bentuknya bisa secara fisik dengan menganiaya kontak fisik seperti memukul, menjambak, mendorong dan tindakan lainnya yang tidak menyenangkan. Secara verbal dilakukan secara ucapan atau kata-kata seperti mengejek, merendahkan, menghina, mencemooh, dan ucapan buruk lainnya. Secara psikis korban dipermalukan, dicibir, dilecehkan, sentimen dan tindakan psikis lainnya,” ungkap Deni Darmawan yang juga suka menulis buku religi dan literasi.


Menurut Deni, ada beberapa sebab munculnya perundungan di lingkungan sekolah. “Biasanya ada rasa senioritas di sekolah yang menjadi tradisi turun-temurun memperlakukan adik kelas semena-mena. Karena ada perlakukan sama dari kakak kelas, adik kelas melakukan yang sama suatu saat ini. Ada siswa yang ingin berkuasa dan ujuk gigi (superior). Ada dorongan mendapatkan pujian dan kepuasan, dan dianggap mengganggu kelompoknya (gank) apalagi dihina,” jelas Deni yang sudah mengikuti Standardisasi Da’i MUI.


Deni melanjut, dampak dari perundungan atau bullying ini jika dibiarkan akan berbahaya dan bisa beresiko kematian. “Secara fisik akan terluka, cedera dan sakit. Secara kejiwaan (psikis) akan tidak nyaman, galau, resah, takut dan cemas. Secara sosial akan grogi, pendiam, minder, tertutup dan suka menyendiri. Secara prestasi belajar akan menurun, tidak bisa konsentrasi, nilai anjlok, dan bisa jadi tidak naik kelas. Hal ini sangat beresiko hingga bisa berujung pada kematian” ujar Deni.


Deni memberikan tips untuk melakukan perlawanan jika ada perundungan. “Kita harus percaya diri, jangan lemah jika diremehkan, miliki ketahanan diri. Bersikaplah tenang, jangan emosi, tolonglah jika ada siswa yang menjadi korban, jika membahayakan diri cobalah teriak, lari cari pertolongan, kemudian ingatlah dengan mencatat tempat dan orang-orang yang melakukan perundungan untuk segera dilaporan ke pihak sekolah, guru, orang tua,  atau pihak berjawib,” pungkasnya.


Diakhir acara ada pembagian hadiah bagi siswa yang aktif dan kooperatif mengikuti kegiatan ini dari awal hingga selesai. Siswa begitu antusias mengikuti kegiatan ini karena narasumber sangat komunikatif dan interaktif sehingga siswa tidak merasa bosan.


Penulis : Deni Darmawan (Trainer Pojok Literasi Sekolah dan Standardisasi Da’i MUI) 


Sumber berita : www. apakabarnusantara.com silahkan klik disini

 

Read More
Belajar Menulis Uncle Den

Muharam Momentum Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Diri

 

Deni Darmawan saat mengisi kajian bulanan  YKP BRI Arteri Pondok Indah (sumber: melintas.id)


“Mari kita jadikan momentum Muharam sebagai perbaikan dan peningkatan kualitas diri,” ujar Deni Darmawan ketika mengisi kajian pengajian bulanan pada Senin (15/7/2024) di Yayasan Kesejahteraan Pekerja Bank Rakyat Indonesia (BRI YKP) Jalan Iskandar Muda No. F 25 (Arteri Pondok Indah).


Muharam adalah bulan pertama dari kalender Hijriyah dan juga tahun baru Islam. “Muharam adalah  bulan yang dipilih Allah menjadi bulan yang mulia dan memiliki keutamaan. Pada surat at-taubah ayat 36 Allah menyebut minha arbatun hurum yaitu 4 bulan Haram diantaranya Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Bulan ini menjadi momentum untuk kita agar lebih baik dari tahun sebelumnya,” jelas Deni Darmawan yang sudah mengikuti Standardisasi Da’i MUI.


Diakhir surat at-Taubah ayat 36, Allah mengingatkan agar setiap manusia terus memperbaiki diri dan jangan berbuat zalim atau keburukan. “Bulan ini Allah mengharamkan pertikaian, peperangan dan segala perbuatan buruk lainnya. Jangan menzalimi diri sendiri, kita harus instrospeksi dan evaluasi diri agar selalu memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan bersyukur atas usia yang diberikan,” ungkap Deni yang juga seorang penulis buku tentang religi dan literasi.


sumber foto : melintas.id


Selain itu, Muharam sebagai momentum meningkatkan kualitas ibadah dengan cara berpuasa dan menyatuni anak yatim. “Berpuasa sunnah di bulan Muharam adalah hal yang dianjurkan Nabi. Keutamaanya akan dihapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Nabi juga memberi perhatian kepada anak yatim dengan memberi makan dan segala kebutuhannya. Mengusap kepala anak yatim, setiap sehelai rambutnya ada kebaikkan, melembutkan hati dan hajat bisa terkabul,” jelasnya.


Deni Darmawan melanjutkan, ada beberapa catatan penting Muharam sebagai momentum perbaikan dan peningkatan kualitas diri. “Pertama, semangat hijrah adalah semangat perubahan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, maka ia menjadi orang yang beruntung. Sebab, hari ini menjadi ladang amal untuk investasi akhirat dan peningkatan kinerja di dunia. Jika hari ini sama dengan kemarin, ia merugi. Jika hari ini tidak lebih baik dari kemarin, maka ia celaka,” ungkapnya.


“Kedua, bersyukur atas umur yang diberikan. Umur terus bertambah, namun hakikatnya dosa pun bertambah. Jadikan rasa syukur atas usia untuk dipergunakan sebaik-baiknya untuk lebih produktif dan bermanfaat. Umur menjadi berkah ketika ia mampu melewati setiap waktunya menjadi ladang amal dan kebaikkan bagi dirinya dan orang lain,” lanjut Deni Darmawan.


Catatan penting yang ke-tiga di bulan Muharam adalah memperhatikan waktu. “Waktu terus berjalan. Allah mengingatkan kita pada surat al-Hasyar ayat 18 agar setiap diri hendaknya memperhatikan waktu yaitu esok hari. Memperhatikan waktu di dunia dan waktu diakhirat. Ketika di dunia, Allah memanggil kita 3 kali. Panggilan pertama yaitu salat. Ke-dua yaitu panggilan haji atau umroh. Ke-tiga panggilan kematian. Selama di dunia kita akan dipanggil untuk salat dan berhaji/umroh. Jangan sampai panggilan kematian tiba, tapi ketika di dunia kita tidak memenuhi panggilan salat dan haji/umroh,” terangnya.


Sumber foto: melintas.id

Sebagai penutup, Deni Darmawan mengajak agar sama-sama meningkatkan diri setiap waktunya. “Mari kita sama-sama evaluasi diri, mumpung masih diberikan hidup oleh Allah. Perjalanan manusia dari alam ruh, alam rahim, dan alam dunia. Alam dunia akan menjadi penentu apakah ia akan bahagia  di alam kubur dan akhirat nanti. Mari, isi aspek rohani kita agar tidak mengalami kehampaan spiritual sehingga jiwa dan ruh kita selalu dekat dengan Allah, maka hidup kita akan selalu bahagia walaupun begitu banyak tantangan dan godaan yang menimpa. Mari kita sama-sama berdoa,” tutupnya.    

Penulis : Deni Darmawan 

Read More
Belajar Menulis Uncle Den

Hima Ekonomi Syariah Unpam Gelar Tausiyah Ramadan 1445 H

 

Flyer tausiah Ramadan 1445 H (dokpri)

HIMA-Eksyar Universitas Pamulang (Unpam)  menggelar tausiyah ramadan perdana dengan judul " Mengalirkan Kebahagiaan: Menyirami Hati dengan Kebajikan di Bulan Ramadan" pada sabtu (06/03/2024) secara daring untuk mengisi kekosongan di bulan Ramadan.


Narasumber di acara ini adalah Deni Darmawan yang merupakan dosen sekaligus  Pembimbing Kegiatan Unpam Mengaji (KUM) , dan turut dihadiri oleh Ketua Program Studi Ekonomi Syariah, Dosen Agama, dan Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Pamulang.


Mukhayyaroh Selaku Ketua Program Studi, dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa bulan ramadan adalah momen yang dinanti oleh umat Islam diseluruh penjuru dunia. "Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk  melaksanakan ibadah puasa yang penuh akan manfaat dan maghfiroh-Nya maka dari itu manfaatkan dengan sebaik-baiknya, " ujarnya.


"Selain itu puasa memberikan pelajaran bahwa Allah memberi gambaran kepada kita bagaimana saudara-saudara kita diluar sana yang mungkin harus berpuasa setiap hari dikarenakan tidak mempunyai uang untuk membeli makanan, maka dari itu kita harus memperbanyak bersyukur atas nikmat yang telah diberi" lanjutnya.



Deni Darmawan saat memberikan tausiah (sumber : kompasiana)


Dalam pemaparannya, Deni Darmawan sebagai narasumber menjelaskan mengenai mengalirkan Kebahagiaan dengan konsep spiritual manusia. "Kita sebagai sebagai manusia hanya memikirkan atau fokus dengan jasad kita saja sampai lupa konsep spiritual itu ada yang bernama ruh," ujarnya. 


Deni melanjutkan, bahwa seorang mukmin akan menjaga bathin dan hatinya selalu terkoneksi kepada Allah. "Ruh adalah yang bersemayam dengan diri kita yang bersifat batin yakni tidak nampak  dan merupakan fitrah daripada manusia yang menghubungkan koneksi kita kepada Allah Swt, beruntunglah orang mukmin yang senantiasa tazkiyyatun -- nafs ( mensucikan jiwa dan hatinya)" ungkapnya yang juga Da’i MUI.


Konsep kebahagiaan bukan selalu pada harta yang dimiliki. "Banyak sejarah mencatat bahwa banyak orang yang mempunyai banyak harta namun tidak menjamin sebuah kebahagiaan, sebagaimana termaktub dalam  kitab " Mizan Al-'amal" konsep kebahagiaan berasal dari hati yang senantiasa bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan, " lanjutnya.


Deni Darmawan bersama mahasiswa Eksyar Unpam (dokpri)



Deni menjelaskan, bahwa harta tidak akan kita bawa menghadap kepada Allah, melainkan amal ibadah dan hati yang bersih.  “Sebagaimana Qs. Asy-Syu'ara : 89 yang artinya Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, ayat ini menyikapi bahwa untuk merasakan panggilan Allah dengan penuh keihklasan dengan biqalbin salim (Hati yang bersih)," tegas Deni yang juga penulis buku religi dan literasi.


Puasa Ramadan merupakan ibadah yang mendidik kita untuk senantiasa berlaku jujur dalam setiap perkara karena penerapannya yang tidak tampak seperti ibadah yang lainnya, dan juga disertai dengan keistiqamahan karena "sebaik-sebaiknya perkara ialah yang berkelanjutan" tutup Deni. 


Setelah pemaparan materi selesai, dibukalah sesi pertanyaan yang diisi oleh Mahasiswa Ekonomi Syariah sebanyak 3 pertanyaan dari Rahmat Dana, Rifki Ali dan, Fahmi shidiq, kemudian ditutup oleh Elsa selaku moderator.

 

Kontributor : Muhammad Fahmi Shidiq ( Mahasiswa semester 2 Ekonomi Syariah-Unpam)


Sumber berita : www.kompasiana.com silahkan klik disini

Read More
Belajar Menulis Uncle Den

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam Gelar Gerakan Literasi Pelatihan Menulis Reportase dan Opini

 

Deni Darmawan seusai mengisi pelatihan Gerliks 2024 (dokpri)

Himpunan mahasiswa Ekonomi Syariah (Hima Eksyar) menggelar kegiatan Gerakan Literasi Ekonomi Syariah Unpam (Gerliks) dengan judul Cara Gampang Menulis Reportase dan Artikel Opini di Gedung Viktor Kampus 2 Lantai 5 Ruang 510 pada Selasa (26/9/2023) dan Selasa (3-10-17/10/2023). Pelatihan digelar selama 4x pertemuan. Dengan adanya Gerliks diharapkan mahasiswa dapat meningkat kemampuan menulisnya.


Menurut Deni, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang tidak menulis. “Biasanya, seseorang tidak mau menulis karena hambatan psikologis. Diantaranya,  merasa tidak berbakat dan terampil. Merasa malu, tidak berani, dan kebangetan malas,” ujar Deni yang menjadi narasumber tunggal dalam kegiatan Gerliks Unpam.


Deni melanjutkan, selain hambatan psikologis, ada juga hambatan lain. “Merasa bingung mau menulis apa, merasa tidak ada ide dan gagasan, merasa sibuk tidak ada waktu, tidak mengetahui ragam dan model bahasa dan tidak memahami tujuan menulis,” ungkap Deni yang juga koordinator Website LKK-UNPAM.


Deni melanjutkan, bahwa menulis itu gampang, yang sulit itu jika belum mau memulai dan berani menulis. “Yang sulit itu belum berani mulai menulis dan belum keluar dari zona aman. Melawan rasa malas untuk bergerak menghadapi perubahan,” ujarnya.


Menurut Deni, menulis itu gampang, jika dimulai dari apa yang disukai, dikuasai dan diketahui. “Untuk awal, cobalah untuk menulis hal-hal ringan yang pernah dialami atau dikuasai dan diketahui. Menulis tentang pengalaman dari sebuah perjalanan atau kisah-kisah yang pernah kita temui,” ungkap Deni yang sudah menulis reportase kegiatan keagamaan di Unpam.



Deni Darmawan saat menyampaikan pelatihan Gerliks (dokpri)


Selanjutnya, Deni memberikan cara gampang menulis reportase. “Menulis reportase itu seperti memberikan informasi kepada khalayak. Namun, reportase mempunyai struktur tulisannya tersendiri. Pertama, membuat judul. Kedua, lead di paragraf pertama yang mengandung 5W plus 1H. Who (siapa), what (apa), when (kapan), where (dimana), why (kenapa) dan how (bagaimana),” ungkapnya.


“Ke-tiga, menulis badan berita dengan mengembangkan unsur (how). Ke-empat, penutup. Informasi yang berisi sesuatu yang tidak penting,” lanjut Deni yang menulis judul buku Menulis itu Gampang.


Menulis reportase juga dengan format piramida terbalik. “setelah judul, informasi di awal paragraf sangat penting. Di badan berita, informasi yang penting. Terakhir, informasi tidak penting,” lanjutnya.

Ada beberapa manfaat menulis reportase. “Kita hidup di era digital. Informasi yang begitu banyak akan membanjiri media sosial kita. Manusia selalu kepo untuk membutuhkan beragam informasi. Dengan belajar menulis reportase, maka kita akan menyajikan berita yang enak dibaca sesuai kaidah jurnalistik,” ujarnya.


Sedangkan cara gampang menulis artikel opini harus dibuat kerangka tulisan. “Setelah menetukan topik dan judul, maka buatlah kerangka tulisan meliputi judul yang menarik. Lead berada di awal paragraf yang berisi ide dan gagasan utama penulis. Badan artikel penjelasan dan pengembangan ide dan gagasan. Terakhir, penutup yang berisi kesimpulan ide dan gagasan, motivasi dan harapan,”ujar Deni yang menulis buku Menulis itu Gampang dan Kreativitas Menulis Kaum Rebahan.


Kegiatan Gerliks juga dihadiri oleh Kaprodi Dr. Mukhoyyaroh dalam setiap sesi pelatihan dan mahasiswa Eskyar Unpam dengan penuh antusias. Keceriaan dan kebahagian terpancar dari wajah mahasiswa dengan senyum sumringah. Kegiatan semakin lengkap dengan foto bersama dan ramah tamah.


Kontirbutor : Deni Darmawan


Sumber artikel : www.melintas.id  silahkan klik disini

 

Read More

Minggu, 17 Desember 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Generasi Z dan Globalisasi

 

Penulis : Anggelica Supradiningsih (Mhs Ilkom Unpam)

Penulis : Angelica Supradiningsih (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Pamulang)


KOMBIS.COM. Di era sekarang, banyak sekali budaya-budaya dari luar sana masuk sehingga masyarakat dunia bergantung satu sama lain. Selain itu, globalisasi tidak hanya membawa pengaruh besar tetapi keragaman budaya dan interaksi budaya pun semakin meningkat serta menimbulkan pencampuran ide, gaya hidup, dan kebiasaan hidup.


baca juga : Mahasiswa dan Kesehatan Mental 


Biasanya, yang sering kita temui, banyak budaya yang ke barat-baratan yang muncul di Indonesia. Generasi Z pun ikut andil dalam merayakan budaya barat seperti halloween, valentine day, dan night party, dan lainnya. Hal ini dilakoninnya agar tidak ingin ketinggalan zaman.

 

Namun, dalam ilmu teknologi dan informasi sangatlah cepat. Pengetahuan yang semakin maju dan berkembang sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitasnya. Singkatnya, produktivitas meningkat membuat pertumbuhan ekonomi juga meningkat.

 

Baca juga : Hilangnya Fungsi Pendidika Guru


Dimana kontribusi era globalisasi ini adalah pengasingan seseorang dari tradisinya, berkurangnya keunikan terhadap ciri khas budaya yang sudah ada sebelumnya. Oleh sebab itu, tidak semua berdampak negatif, di era globalisasi semua tergantung dari kita menerima kebudayaan tersebut serta menerapkannya.

 

Dalam hal ini, era globalisasi mempunyai dampak negatif terhadap pendidikan, seperti terkikisnya budaya lokal dan nasionalisme yang perlu dipahami dan diadaptasi untuk menghadapi perubahan. Di butuhkan beberapa upaya dalam pendidikan, agar kita dapat berinteraksi dan bekerja sama secara efektif di dunia yang terhubung secara global.


Baca juga: Makna Perpisahan Kelas 


Di sisi lain, perdagangan dan globalisasi saat ini mengalami kemajuan besar. Masyarakat global memiliki banyak pendorong dan faktor yang mendekatkan masyarakat, budaya, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya. Sebaliknya, perkembangan tersebut memiliki kesenjangan sosial terhadap masyarakat dimasa kini.

 

Menurut Giddens (1990:64) bahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial dunia dimana kejadian di suatu negara akan saling berpengaruh terhadap Negara lainnya. Jadi, globalisasi menuntut suatu negara untuk membuka diri terhadap perkembangan dunia, terutama perkembangan ekonomi, agar dapat bersaing dan saling melengkapi. 

 

Baca juga : Literasi dan Numerasi


Karena itu, globalisasi juga identik dengan istilah desa global, dimana kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi membuat batas-batas negara seolah memudar atau bahkan hilang. Tidak hanya itu, batas negara disebut memudar karena kita dapat melakukan perjalanan ke negara mana pun dengan mudah menggunakan sarana transportasi modern.

 

Namun, saat ini kita sudah memiliki teknologi yang mudah didapat seperti smartphone yang terhubung ke internet, sehingga memudahkan kita untuk berkirim pesan atau bahkan ada fitur video call atau tatap muka langsung dalam hitungan detik. Ada juga dampak positif dan dampak negatif dari era globalisasi masa kini yaitu:

 

Dampak Positif Globalisasi

 

1. Perubahan Tata nilai dan sikap

Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. 


2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.


3.Tingkat kehidupan yang lebih baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

 

Dampak Negatif Globalisasi

 

1. Pola hidup konsumtif

Perkembangan industri yang pesat di tengah globalisasi membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Ketersediaan ini dapat memicu masyarakat tertarik mengonsumsi barang dengan banyaknya pilihan.


2. Kesenjangan sosial

Arus globalisasi yang hanya diikuti oleh sebagian kecil individu di lingkungan masyarakat di satu sisi memperdalam jurang pemisah dan kesenjangan sosial jika tidak dijembatani sikap dan kepedulian sosial.


3. Perubahan pola pikir masyarakat

Perubahan dunia yang cepat mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global dalam mengadaptasi pragmatisme, hedonisme, sikap primitif, dan konsumerisme.

 

Era globalisasi di masa kini dan gen Z harus bijaksana dalam mencerna atau menerima arus global dengan baik. Dan juga kita perlu mencari solusi inklusif dan berkelanjutan untuk mencapai kesetaraan ekonomi, melestarikan keanekaragaman budaya, dan melindungi lingkungan.

 

Maka, kita sendiri pun bisa menikmati perkembangan teknologi dan inovasi, akses terhadap informasi, pelayanan kesehatan di berbagai negara, serta memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru bagi negara berkembang.


Editor : Deni Darmawan

Penulis : Angelica Supradiningsih (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Pamulang)

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.

 

 


Read More

Rabu, 22 November 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Nilai-Nilai Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan

 


kombisindonesia.Dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa agama Islam memiliki peran penting dalam membangun bangsa dan mencapai kemerdekaan. Peran agama Islam ini bisa dilihat dari berbagai aspek, baik sejarah maupun nilai-nilai yang terkandung dalam agama tersebut

 

Agama Islam memiliki peran sentral dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada awal abad ke-20, banyak tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berlatar belakang agama Islam terlibat aktif dalam perjuangan melawan penjajahan. Mereka mengambil peran sebagai pemimpin, pemikir, dan pelaku perjuangan melawan kolonialisme. Beberapa tokoh yang perlu disebutkan adalah Haji Agus Salim, HOS Cokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, dan banyak lagi.


baca juga : Mencetak Generasi Berilmu

 

Pesantren, lembaga pendidikan Islam tradisional, memiliki peran besar dalam membentuk jiwa nasionalisme dan semangat perjuangan. Di pesantren, nilai-nilai seperti cinta tanah air, persatuan, kesetiaan pada pemimpin, dan semangat berjuang untuk kemerdekaan diajarkan secara intensif. Banyak pemimpin pergerakan nasional, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta, pernah belajar di pesantren dan mengambil inspirasi dari nilai-nilai yang ditanamkan di sana.

 

Para ulama atau pemimpin agama Islam juga berperan penting dalam menyebarkan semangat perjuangan kemerdekaan di masyarakat. Mereka mengajarkan pentingnya persatuan, mengingatkan masyarakat tentang pentingnya mencapai kemerdekaan, dan menyediakan dukungan moral bagi para pejuang seperti yang di firmankan Allah SWT di Surah Ali 'Imran ayat 103.

 

Artinya : "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai..."

 

Gerakan-gerakan Islam juga turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama


Baca juga : Wahyu Pertama Sebagai Dasar Literasi Baca-Tulis

 

Pada 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Proklamasi kemerdekaan tersebut disusun oleh para pemimpin nasional Indonesia, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta, yang banyak terpengaruh oleh nilai-nilai Islam. Dalam piagam proklamasi, terdapat kata-kata yang mencerminkan semangat kesatuan, persatuan, dan keadilan, yang merupakan nilai-nilai yang dianut oleh agama Islam.

 

Dalam proklamasi tersebut, terdapat kalimat yang menyatakan "dengan berkekuatan penuh melaksanakan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," mengandung pesan tentang pentingnya kesatuan dan persatuan dalam menghadapi tantangan untuk mencapai kemerdekaan. Semangat kesatuan ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya persaudaraan dan solidaritas antar sesama umat manusia tanpa memandang perbedaan ras, suku, atau agama. Seperti yang dijelaskan di dalam alquran Surah Al-Hujurat ayat 13

 

Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti

 

Pentingnya keadilan sosial tercermin dalam bagian proklamasi yang menyebutkan tujuan negara untuk “Mendirikan suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Ajaran Islam mendorong keadilan sosial, menghilangkan kesenjangan ekonomi, dan memperjuangkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat


Baca juga : Bacalah Dengan Menyebut Nama Tuhanmu

 

Dalam proklamasi tersebut, terdapat juga kalimat yang menyatakan "Dengan kewajiban menjalankan shari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya," yang mencerminkan pengakuan atas kebebasan beragama dalam negara merdeka ini. Islam mengajarkan tentang pentingnya menghargai kemanusiaan dan menghormati hak asasi setiap individu tanpa diskriminasi berdasarkan agama atau keyakinan.

 

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mencerminkan semangat toleransi dan nilai-nilai universal, termasuk nilai-nilai Islam. Salah satu sila dalam Pancasila adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa," yang mengakui keberadaan Tuhan, termasuk bagi pemeluk agama Islam. Pancasila juga mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang sangat dianut oleh agama Islam dalam membangun bangsa.


Proklamasi tersebut bukanlah proklamasi negara Islam, tetapi lebih menggambarkan semangat persatuan dan semangat berjuang bagi keadilan dan kemerdekaan. Indonesia secara resmi adalah negara yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara, mengakui keberagaman agama dan budaya sebagai identitas nasional.


Baca juga : Kombis Bagi-bagi Buku ke Ponpes Tazkiyah Insani

 

Bahwa sejarah peran agama Islam dalam membangun bangsa dan mencapai kemerdekaan bukan berarti Indonesia adalah negara Islam. Indonesia adalah negara dengan keberagaman agama dan budaya yang diakui dan dihargai oleh konstitusi. Peran Islam dalam sejarah Indonesia menunjukkan kontribusi agama dalam membentuk identitas bangsa, semangat perjuangan, dan nilai-nilai persatuan yang relevan hingga saat ini.


Penulis : Rofi Yunasmi, seorang Wiraswasta

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.







Read More