Recent Posts

Berbagi Ide dan Gagasan Untuk Menginspirasi Anak Negeri

Kamis, 01 Februari 2024

Belajar Menulis Uncle Den

Resensi Buku "Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991"

 



Judul buku : Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991

Penulis : Pidi Baiq

Jumlah halaman : 344 halaman

Penerbit : Pastel Books

 

“Dilan 1991” adalah novel yang ditulis oleh Pidi Baiq dan diterbitkan pada tahun 2014. Novel ini merupakan sekuel dan novel sebelumnya, “Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990”. Cerita dalam novel ini berfokus pada hubungan antara tokoh utama, Dilan dan Milea, yang berlatar belakang pada tahun 1991 di Bandung, Jawa Barat.


Baca juga : Resensi Buku Jika Kita Tak Pernah Baik-baik Saja


Novel “Dilan 1991” mengisahkan tentang perjalanan cinta Dilan dan Milea yang semakin rumit dan penuh liku. Di tengah kehidupan sekolah dan kegiatan sehari-hari, mereka harus menghadapi berbagai tantangan dan cobaan yang menguji hubungan mereka. Keberanian Dilan dalam melindungi dan mendukung Milea, serta cinta mereka yang tumbuh semakin kuat, menjadi inti dari cerita ini.

 


Kelebihan buku :

1.      Novel ini menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan lugas, sehingga membuat cerita mudah dipahami dan diikuti oleh pembaca dari berbagai kalangan, termasuk remaja.

2.      Karakter Dilan berhasil menggambarkan sosok yang unik dan menarik seperti keberaniannya, kecerdesannya, dan sikap romantisnya yang berhasil membuat pembaca terpikat dengan karakter tersebut.

3.      Novel ini berhasil menghadirkan atmosfer nostalgia tahun 1990an dengan baik.


 Baca juga : Resensi Buku A+


Kekurangan buku :

1.      Beberapa elemen dalam cerita seperti tokoh antagonis yang terlalu jahat dan tentang peran gender, terkadang terkesan klise dan tidak mendalam.

2.      Plot dalam novel ini tergolong sederhana dan tidak menawarkan kejutan yang besar.

 

 

Profil Penulis



Agus Suryanto, lahir pada tanggal 20 November 1999. Menyelesaikan pendidikan di MI dan MTS Al-Mursyidiah pada tahun 2012 dan 2015, kemudian menyelesaikan pendidikan menengah atas di Ponpes Fathan Mubina Islamic Boarding School pada tahun 2019. Sekarang tengah menempuh pendidikan di Universitas Pamulang Fakultas Agama Islam, dan mengambil jurusan Ekonomi Syariah. Penulis bisa di hubungi melalui Instagram:@


Tulisan ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.





Read More

Minggu, 17 Desember 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Generasi Z dan Globalisasi

 

Penulis : Anggelica Supradiningsih (Mhs Ilkom Unpam)

Penulis : Angelica Supradiningsih (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Pamulang)


KOMBIS.COM. Di era sekarang, banyak sekali budaya-budaya dari luar sana masuk sehingga masyarakat dunia bergantung satu sama lain. Selain itu, globalisasi tidak hanya membawa pengaruh besar tetapi keragaman budaya dan interaksi budaya pun semakin meningkat serta menimbulkan pencampuran ide, gaya hidup, dan kebiasaan hidup.


baca juga : Mahasiswa dan Kesehatan Mental 


Biasanya, yang sering kita temui, banyak budaya yang ke barat-baratan yang muncul di Indonesia. Generasi Z pun ikut andil dalam merayakan budaya barat seperti halloween, valentine day, dan night party, dan lainnya. Hal ini dilakoninnya agar tidak ingin ketinggalan zaman.

 

Namun, dalam ilmu teknologi dan informasi sangatlah cepat. Pengetahuan yang semakin maju dan berkembang sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitasnya. Singkatnya, produktivitas meningkat membuat pertumbuhan ekonomi juga meningkat.

 

Baca juga : Hilangnya Fungsi Pendidika Guru


Dimana kontribusi era globalisasi ini adalah pengasingan seseorang dari tradisinya, berkurangnya keunikan terhadap ciri khas budaya yang sudah ada sebelumnya. Oleh sebab itu, tidak semua berdampak negatif, di era globalisasi semua tergantung dari kita menerima kebudayaan tersebut serta menerapkannya.

 

Dalam hal ini, era globalisasi mempunyai dampak negatif terhadap pendidikan, seperti terkikisnya budaya lokal dan nasionalisme yang perlu dipahami dan diadaptasi untuk menghadapi perubahan. Di butuhkan beberapa upaya dalam pendidikan, agar kita dapat berinteraksi dan bekerja sama secara efektif di dunia yang terhubung secara global.


Baca juga: Makna Perpisahan Kelas 


Di sisi lain, perdagangan dan globalisasi saat ini mengalami kemajuan besar. Masyarakat global memiliki banyak pendorong dan faktor yang mendekatkan masyarakat, budaya, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya. Sebaliknya, perkembangan tersebut memiliki kesenjangan sosial terhadap masyarakat dimasa kini.

 

Menurut Giddens (1990:64) bahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial dunia dimana kejadian di suatu negara akan saling berpengaruh terhadap Negara lainnya. Jadi, globalisasi menuntut suatu negara untuk membuka diri terhadap perkembangan dunia, terutama perkembangan ekonomi, agar dapat bersaing dan saling melengkapi. 

 

Baca juga : Literasi dan Numerasi


Karena itu, globalisasi juga identik dengan istilah desa global, dimana kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi membuat batas-batas negara seolah memudar atau bahkan hilang. Tidak hanya itu, batas negara disebut memudar karena kita dapat melakukan perjalanan ke negara mana pun dengan mudah menggunakan sarana transportasi modern.

 

Namun, saat ini kita sudah memiliki teknologi yang mudah didapat seperti smartphone yang terhubung ke internet, sehingga memudahkan kita untuk berkirim pesan atau bahkan ada fitur video call atau tatap muka langsung dalam hitungan detik. Ada juga dampak positif dan dampak negatif dari era globalisasi masa kini yaitu:

 

Dampak Positif Globalisasi

 

1. Perubahan Tata nilai dan sikap

Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. 


2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.


3.Tingkat kehidupan yang lebih baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

 

Dampak Negatif Globalisasi

 

1. Pola hidup konsumtif

Perkembangan industri yang pesat di tengah globalisasi membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Ketersediaan ini dapat memicu masyarakat tertarik mengonsumsi barang dengan banyaknya pilihan.


2. Kesenjangan sosial

Arus globalisasi yang hanya diikuti oleh sebagian kecil individu di lingkungan masyarakat di satu sisi memperdalam jurang pemisah dan kesenjangan sosial jika tidak dijembatani sikap dan kepedulian sosial.


3. Perubahan pola pikir masyarakat

Perubahan dunia yang cepat mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global dalam mengadaptasi pragmatisme, hedonisme, sikap primitif, dan konsumerisme.

 

Era globalisasi di masa kini dan gen Z harus bijaksana dalam mencerna atau menerima arus global dengan baik. Dan juga kita perlu mencari solusi inklusif dan berkelanjutan untuk mencapai kesetaraan ekonomi, melestarikan keanekaragaman budaya, dan melindungi lingkungan.

 

Maka, kita sendiri pun bisa menikmati perkembangan teknologi dan inovasi, akses terhadap informasi, pelayanan kesehatan di berbagai negara, serta memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru bagi negara berkembang.


Editor : Deni Darmawan

Penulis : Angelica Supradiningsih (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Pamulang)

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.

 

 


Read More

Rabu, 22 November 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Nilai-Nilai Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan

 


kombisindonesia.Dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa agama Islam memiliki peran penting dalam membangun bangsa dan mencapai kemerdekaan. Peran agama Islam ini bisa dilihat dari berbagai aspek, baik sejarah maupun nilai-nilai yang terkandung dalam agama tersebut

 

Agama Islam memiliki peran sentral dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada awal abad ke-20, banyak tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berlatar belakang agama Islam terlibat aktif dalam perjuangan melawan penjajahan. Mereka mengambil peran sebagai pemimpin, pemikir, dan pelaku perjuangan melawan kolonialisme. Beberapa tokoh yang perlu disebutkan adalah Haji Agus Salim, HOS Cokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, dan banyak lagi.


baca juga : Mencetak Generasi Berilmu

 

Pesantren, lembaga pendidikan Islam tradisional, memiliki peran besar dalam membentuk jiwa nasionalisme dan semangat perjuangan. Di pesantren, nilai-nilai seperti cinta tanah air, persatuan, kesetiaan pada pemimpin, dan semangat berjuang untuk kemerdekaan diajarkan secara intensif. Banyak pemimpin pergerakan nasional, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta, pernah belajar di pesantren dan mengambil inspirasi dari nilai-nilai yang ditanamkan di sana.

 

Para ulama atau pemimpin agama Islam juga berperan penting dalam menyebarkan semangat perjuangan kemerdekaan di masyarakat. Mereka mengajarkan pentingnya persatuan, mengingatkan masyarakat tentang pentingnya mencapai kemerdekaan, dan menyediakan dukungan moral bagi para pejuang seperti yang di firmankan Allah SWT di Surah Ali 'Imran ayat 103.

 

Artinya : "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai..."

 

Gerakan-gerakan Islam juga turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama


Baca juga : Wahyu Pertama Sebagai Dasar Literasi Baca-Tulis

 

Pada 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Proklamasi kemerdekaan tersebut disusun oleh para pemimpin nasional Indonesia, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta, yang banyak terpengaruh oleh nilai-nilai Islam. Dalam piagam proklamasi, terdapat kata-kata yang mencerminkan semangat kesatuan, persatuan, dan keadilan, yang merupakan nilai-nilai yang dianut oleh agama Islam.

 

Dalam proklamasi tersebut, terdapat kalimat yang menyatakan "dengan berkekuatan penuh melaksanakan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," mengandung pesan tentang pentingnya kesatuan dan persatuan dalam menghadapi tantangan untuk mencapai kemerdekaan. Semangat kesatuan ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya persaudaraan dan solidaritas antar sesama umat manusia tanpa memandang perbedaan ras, suku, atau agama. Seperti yang dijelaskan di dalam alquran Surah Al-Hujurat ayat 13

 

Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti

 

Pentingnya keadilan sosial tercermin dalam bagian proklamasi yang menyebutkan tujuan negara untuk “Mendirikan suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Ajaran Islam mendorong keadilan sosial, menghilangkan kesenjangan ekonomi, dan memperjuangkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat


Baca juga : Bacalah Dengan Menyebut Nama Tuhanmu

 

Dalam proklamasi tersebut, terdapat juga kalimat yang menyatakan "Dengan kewajiban menjalankan shari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya," yang mencerminkan pengakuan atas kebebasan beragama dalam negara merdeka ini. Islam mengajarkan tentang pentingnya menghargai kemanusiaan dan menghormati hak asasi setiap individu tanpa diskriminasi berdasarkan agama atau keyakinan.

 

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mencerminkan semangat toleransi dan nilai-nilai universal, termasuk nilai-nilai Islam. Salah satu sila dalam Pancasila adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa," yang mengakui keberadaan Tuhan, termasuk bagi pemeluk agama Islam. Pancasila juga mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang sangat dianut oleh agama Islam dalam membangun bangsa.


Proklamasi tersebut bukanlah proklamasi negara Islam, tetapi lebih menggambarkan semangat persatuan dan semangat berjuang bagi keadilan dan kemerdekaan. Indonesia secara resmi adalah negara yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara, mengakui keberagaman agama dan budaya sebagai identitas nasional.


Baca juga : Kombis Bagi-bagi Buku ke Ponpes Tazkiyah Insani

 

Bahwa sejarah peran agama Islam dalam membangun bangsa dan mencapai kemerdekaan bukan berarti Indonesia adalah negara Islam. Indonesia adalah negara dengan keberagaman agama dan budaya yang diakui dan dihargai oleh konstitusi. Peran Islam dalam sejarah Indonesia menunjukkan kontribusi agama dalam membentuk identitas bangsa, semangat perjuangan, dan nilai-nilai persatuan yang relevan hingga saat ini.


Penulis : Rofi Yunasmi, seorang Wiraswasta

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.







Read More

Selasa, 24 Oktober 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Mahasiswa dan Kesehatan Mental

 

Agus Suryanto 


KOMBISINDONESIA.COM-Dalam masyarakat yang semakin kompetitif dan tuntutan yang semakin tinggi, mahasiswa sering merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan akademik dan mencapai harapan yang ditetapkan oleh orang tua, keluarga, atau masyarakat sekitar.


Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya. Selain itu, mahasiswa juga dihadapkan pada tuntutan sosial dan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Dalam situasi ini, penting bagi kita untuk memahami tantangan mental yang dihadapi oleh mahasiswa dan memberikan dukungan yang tepat.


Tantangan Mental yang dihadapi oleh Mahasiswa yaitu :


Stres Akademik

Tantangan utama yang dihadapi oleh mahasiswa adalah stres akademik yang disebabkan oleh beban kerja yang tinggi, tenggat waktu yang ketat, dan persaingan yang intens. Stres ini dapat berdampak negatif pada kualitas tidur, pola makan, dan kesehatan fisik secara keseluruhan.


Kecemasan dan Depresi

Mahasiswa sering mengalami kecemasan dan depresi sebagai akibat dari tekanan akademik, masalah keuangan, adaptasi dengan lingkungan baru, atau tekanan sosial. Kondisi ini dapat mengganggu konsentrasi, motivasi, dan kinerja akademik mereka.


Kesepian dan Isolasi

Beberapa mahasiswa dapat merasa kesepian atau terisolasi ketika mereka menjalani studi jauh dari keluarga dan teman-teman lama. Kurangnya dukungan sosial dan perasaan tidak termasuk dalam lingkungan baru dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental.


Nah, bagaimana mengatasi tantangan mental, yuk disimak penjelasannya


Pendidikan dan Kesadaran

Perguruan tinggi dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan memberikan edukasi kepada mahasiswa tentang bagaimana mengatasi stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya. Program-program ini dapat membantu mahasiswa mengenali tanda-tanda dan gejala awal serta mencari bantuan jika diperlukan.


Peningkatan Kesadaran Sosial

Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran tentang tantangan mental yang dihadapi oleh mahasiswa. Dukungan dari keluarga, teman dan rekan studi dapat membantu mengurangi stigma yang terkait dengan masalah kesehatan mental dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung.


Fasilitas Dukungan

Universitas dan perguruan tinggi harus menyediakan fasilitas dukungan seperti konseling psikologis dan kelompok dukungan bagi mahasiswa. Dengan adanya fasilitas ini, mahasiswa dapat dengan mudah mengakses bantuan profesional dan berbagi pengalaman dengan sesama mahasiswa.


Perencanaan Waktu dan Keseimbangan

Mahasiswa perlu belajar untuk mengatur waktu dengan bijaksana dan meciptakan keseimbangan antara tuntutan akademik, kehidupan soail, dan kegiatan rekreasi. Mengatur jadwal yang efektif dan menghindari kelelahan dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.


Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam perjalanan pendidikan mahasiswa. Dalam menghadapi tekanan akademik dan tuntutan sosial, mahasiswa sering kali rentan terhadap masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi, masyarakat, dan individu untuk bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi mahasiswa. Dengan adanya perhatian dan upaya bersama, kita dapat membantu mahasiswa mengatasi tantangan mental dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik.


Editor : Deni Darmawan

Penulis adalah Agus Suryanto, Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam. Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.




Read More

Sabtu, 21 Oktober 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Urgensi Kolaborasi


SMPN 42 berkolabrasi dengan kepolisan (dokpri)

Penulis Gery Setyawan 

KOMBISINDONESIA. kita memasuki pembelajaran abad 21 selain memang kita sebagai guru dituntut untuk bisa menggunakan teknologi selain itu juga sekolah diharapkan mampu menjalin hubungan dengan pihak lain.

Karena kita semua menyadari bahwa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain sehingga kita perlu melakukan kerja sama dan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Seperti yang kita ketahui pengertian kolaborasi yaitu kerja sama antar dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.

Kolaborasi saat ini begitu penting karena dengan adanya kolaborasi lembaga dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan bersifat saling menguntungkan.

Baca juga : Membaca dalam Kesibukan

Kolaborasi bisa digunakan dalam dunia pendidikan karena sekolah juga memerlukan bantuan sekolah atau lembaga lain. Kolaborasi dalam pendidikan bisa dimulai dari hal terkecil ketika kita berada di dalam kelas.

Guru bisa memberikan pengetahuan akan memberikan pengetahuan akan pentingnya kolaborasi dalam pembelajaran didalam kelas dengan memberikan tugas kelompok.

Dalam hal kolaborasi yang kita bisa lakukan didalam kelas dapat membentuk karakter siswa untuk terus melakukan sebuah kolaborasi daripada melakukan persaingan. Kita menyadari bahwa dimasa yang akan datang kolaborasi begitu sangat penting.

Baca juga : Menumbuhkan Minat Menulis

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat berkolaborasi dengan pihak eksternal dapat membantu sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan karena setiap pihak memiliki keahlian dan pengalaman yang berbeda-beda ini bisa membuat sekolah belajar dari lembaga atau instansi lainnya.

Ini bisa membantu sekolah dalam  mengatasi masalah atau tantangan yang dihadapi dalam pendidikan sehingga memberikan berbagai solusi yang inovatif

Selain itu juga sekolah sebagai sebuah lembaga yang resmi bisa melakukan kolaborasi dengan lembaga atau instansi lain dalam berbagai bidang selama itu bisa bermanfaat bagi sekolah dan menambah kemajuan sekolah.

Baca juga : Hilangnya Fungsi Mendidik

Dengan kolaborasi sekolah dapat belajar tentang banyak hal dari lembaga lainnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bisa saling menghargai dalam kolaborasi yang dilakukan dengan cara terbuka dan akan mendorong murid untuk selalu saling berbagi ilmu. Contohnya sekolah bisa berkolaborasi dengan lembaga lain dalam mengadakan berbagai kegiatan dengan sekolah lain ataupun dengan lembaga lainnya.

Bekerja secara kolaboratif dapat membantu sekolah untuk bisa menganalisis berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sekolah. Kolaborasi dapat membantu meningkatkan berbagai keterampilan terbaik serta dapat mengidentifikasi bagian mana yang memerlukan bantuan dari lembaga dengan keahlian berbeda. Sekolah dapat bekerja sama lebih baik untuk mengisi kesenjangan kompetensi.

Kolaborasi dapat meningkatkan hasil yang lebih maksimal jika sekolah bisa melibatkan berbagai lembaga atau instansi yang profesional dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki beragam diharapkan mampu membuat sekolah bisa lebih berkembang.

Baca juga : Wahyu Pertama Sebagai Literasi Baca-Tulis

 Lembaga lain dapat membuat kita bisa melihat dalam berbagai keahlian sehingga ketika kita dapat memanfaatkan keahlian banyak orang, kemungkinan besar kita juga akan menyelesaikan masalah lebih cepat dan mendorong hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.

Terakhir penulis ingat ungkapan bahwa kompetisi membuat kita lebih cepat, kolaborasi membuat kita lebih baik, sehingga ini lah pentingnya sekolah melakukan kolaborasi.

Penulis adalah Hery Setyawan adalah Guru SMP Negeri 42 Jakarta / CGP Angkatan 8 Jakarta Utara.

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.



Read More

Kamis, 20 Juli 2023

Belajar Menulis Uncle Den

Mencetak Generasi Berilmu

Santri Pondok Ilmu Mengikuti Lomba Menghafal Alquran (dokpri)

 

JAKSEL. PONDOK LABU. Yayasan Pondok Ilmu menggelar kegiatan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam bersama para santri pada Rabu (19/7/2023) dengan tema Membangun Bersama Bangsa. Selain tausiah dan hiburan, para santri diberikan piala karena sudah mengikuti berbagai lomba yang digelar sebelumnya.


Turut hadir Pimpinan Hakim Agung RI, Achmad Jaka Mirdinata. Founder Komunitas Belajar Menulis, Deni Darmawan. Penceramah Ustadz Robby Kharisma dan tim shalawat Ad-Zikr.


Baca juga : Kombis Bagi-Bagi Buku ke Ponpes Tazkiyah Insani Pengasinan


Pimpinan Yayasan Pondok Ilmu Dr. Amaliyah, M.A disela sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan mensukseskan acara ini. “Alhamdulilah, Yayasan Pondok Ilmu bisa mengadakan acara Tahun Baru Hijiriyah 1 Muharam. Para santri begitu antusias mengikuti lomba menghafal ayat Alquran dan puncaknya hari ini,” ujarnya.


Amaliyah berharap para santri kelak menjadi orang yang berilmu. “Semua santri yang belajar disini tidak dipungut biaya. Mereka belajar agama disini agar kelak menjadi orang yang berilmu dan berguna,” ujarnya.


Baca juga :  Menulis Hasil Seminar, Banyak Manfaatnya.


Sambutan juga datang dari Pimpinan Hakim Agung RI, Achmad Jaka Mirdinata. “Alhamdulilah bisa hadir di Pondok Ilmu. Semoga saya mendapat keberkahan dari tempat ini karena banyak para santri yang belajar agama disini,” terangnya.


Dalam tausiahnya, Robby menyampaikan keutamaan bulan Muharam. “Di bulan ini begitu banyak keutamaan, salah satunya tidak boleh berbuat buruk dan perbanyak amal shaleh, seperti shalat, puasa, sedekah, dan amal lainnya, sebab Allah akan melipatgandakan semua kebaikkan itu semua,” ujar Robby yang saat ini sedang kuliah S3 di UIN Syarif Hidayatullah.


Tausiah oleh Ust. Robby Kharim

Robby melanjutkan, bahwa Muharam juga banyak terjadi peristiwa yang penting. “Diantara peristiwa yang terjadi di bulan Muharam adalah diterimanya pertaubatan Nabi Adam Alahissalam. Diangkatnya Nabi Idris Alaihissalam ke tempat tertinggi. Berlabuhnya perahu Nabi Nuh Alaihissalam ketika terjadi banjir bandang. Terbelahnya lautan ketika Nabi Musa Alaihissalam dikejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya, dan juga peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah,” ungkapnya.


Baca jugaMENUSA Gelar Seminar Belajar dan Kepenulisan


Sebelum ditutup dengan doa oleh Deni Darmawan. Deni bercerita tentang pengalamannya dari menjadi guru mengaji hingga menjadi dosen dan guru Intercultural School. “Semenjak SMA saya sudah mengajar anak-anak mengaji dekat mushola. Bahkan, ketika saya kuliah S1 dan S2 saya masih mengajar anak-anak mengaji. Saya juga pernah mengajar di TPA Ar-Radhia Pondok Indah dengan dua bahasa, Inggris dan Indonesia,” ungkapnya.


Deni juga mengisahkan, ia bisa seperti ini karena banyak doa dari semua para santri hingga kini ia menjadi dosen dan guru intercultural school. “Saya yakin, semua perjalanan hingga saat ini, adalah doa-doa dari orang tua saya, para guru dan para santri yang dulu pernah saya ajarkan,” tutur Deni yang juga Founder Kombis ketika berbicara di semua hadapan para santri, undangan dan wali murid Yayasan Pondok Ilmu.


Kontributor : Deni Darmawan


Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com

**)  Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.

**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis




Read More