Penulis : Anggelica Supradiningsih (Mhs Ilkom Unpam) |
Penulis : Angelica Supradiningsih (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Pamulang)
KOMBIS.COM. Di era sekarang, banyak sekali budaya-budaya dari luar sana masuk sehingga masyarakat dunia bergantung satu sama lain. Selain itu, globalisasi tidak hanya membawa pengaruh besar tetapi keragaman budaya dan interaksi budaya pun semakin meningkat serta menimbulkan pencampuran ide, gaya hidup, dan kebiasaan hidup.
Biasanya, yang sering kita temui, banyak budaya yang ke barat-baratan yang muncul di Indonesia. Generasi Z pun ikut andil dalam merayakan budaya barat
seperti halloween, valentine day, dan night party, dan lainnya. Hal
ini dilakoninnya agar tidak ingin ketinggalan zaman.
Namun, dalam ilmu teknologi dan informasi sangatlah cepat. Pengetahuan yang semakin maju dan berkembang sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitasnya. Singkatnya, produktivitas meningkat membuat pertumbuhan ekonomi juga meningkat.
Dimana
kontribusi era globalisasi ini adalah pengasingan seseorang dari tradisinya,
berkurangnya keunikan terhadap ciri khas budaya yang sudah ada sebelumnya. Oleh sebab itu, tidak semua
berdampak negatif, di era globalisasi semua tergantung dari kita menerima
kebudayaan tersebut serta menerapkannya.
Dalam hal ini, era globalisasi
mempunyai dampak negatif terhadap pendidikan, seperti terkikisnya budaya lokal
dan nasionalisme yang perlu dipahami dan diadaptasi untuk menghadapi perubahan. Di butuhkan beberapa upaya dalam
pendidikan, agar kita dapat berinteraksi dan bekerja sama
secara efektif di dunia yang terhubung secara global.
Di
sisi lain, perdagangan dan globalisasi saat ini mengalami kemajuan besar. Masyarakat global memiliki banyak
pendorong dan faktor yang mendekatkan
masyarakat, budaya, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya. Sebaliknya, perkembangan tersebut memiliki kesenjangan
sosial terhadap masyarakat dimasa kini.
Menurut
Giddens (1990:64) bahwa
globalisasi adalah intensifikasi hubungan
sosial dunia dimana kejadian di suatu negara akan saling berpengaruh terhadap
Negara lainnya. Jadi, globalisasi menuntut suatu negara untuk membuka
diri terhadap perkembangan
dunia, terutama
perkembangan ekonomi, agar dapat bersaing
dan saling melengkapi.
Karena itu, globalisasi juga
identik dengan istilah desa global, dimana kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi
membuat batas-batas negara
seolah memudar atau bahkan hilang. Tidak hanya itu, batas negara disebut memudar karena
kita dapat melakukan perjalanan ke negara mana pun dengan mudah menggunakan
sarana transportasi modern.
Namun, saat ini kita sudah memiliki teknologi yang mudah didapat seperti smartphone yang terhubung ke internet, sehingga memudahkan kita untuk berkirim pesan atau bahkan ada fitur video call atau tatap muka langsung dalam hitungan detik. Ada juga dampak positif dan dampak negatif dari era globalisasi masa kini yaitu:
Dampak
Positif Globalisasi
1.
Perubahan Tata nilai dan sikap
Adanya
globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang
semua irasional menjadi rasional.
2.
Berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih
mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
3.Tingkat
kehidupan yang lebih baik
Dibukanya
industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
Dampak
Negatif Globalisasi
1.
Pola hidup konsumtif
Perkembangan
industri yang pesat di tengah globalisasi membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakat melimpah. Ketersediaan ini dapat memicu masyarakat tertarik
mengonsumsi barang dengan banyaknya pilihan.
2. Kesenjangan sosial
Arus
globalisasi yang hanya diikuti oleh sebagian kecil individu di lingkungan
masyarakat di satu sisi memperdalam jurang pemisah dan kesenjangan sosial jika
tidak dijembatani sikap dan kepedulian sosial.
3.
Perubahan pola pikir masyarakat
Perubahan
dunia yang cepat mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global dalam mengadaptasi pragmatisme,
hedonisme, sikap primitif, dan konsumerisme.
Era globalisasi di masa kini dan
gen Z harus bijaksana dalam mencerna atau menerima arus global dengan baik. Dan
juga kita perlu mencari solusi inklusif dan berkelanjutan untuk mencapai
kesetaraan ekonomi, melestarikan keanekaragaman budaya, dan melindungi lingkungan.
Maka, kita sendiri pun bisa
menikmati perkembangan teknologi dan inovasi, akses terhadap informasi, pelayanan
kesehatan di berbagai negara, serta memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan
penciptaan lapangan kerja baru bagi negara berkembang.
Editor : Deni Darmawan
Penulis : Angelica Supradiningsih (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Pamulang)
Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis,
tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombisindonesia.com
**) Rubrik opini di KOMBIS Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 600 atau 700
kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang
bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila
tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.
**) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat
merchandise Kombis.