Deni Darmawan bersama para guru dan santri Ponpes Modern Tunas Insan Mulia (dokpri) |
Oleh : Deni
Darmawan
Dalam rangka
meningkatkan literasi di kalangan santri, Deni Darmawan menggelar kegiatan
Spirit Literasi Santri di Bulan Ramadhan 2023 di beberapa Pondok Pesantren.
Salah satu yang dikunjungi adalah Pondok Pesantren Modern Tunas Insan Mulia Jalan
Cinangka Raya, Raya Parung Ciputat Gg. Jambu No.80, RT.02/RW.5, Kedaung, Kec.
Sawangan, Kota Depok, pada Senin (3/4/2023).
Dalam sambutanya,
Ketua Ponpes Modern Tunas Insan Mulia, Ust. Drs. Marselih Irawan menyampaikan
terima kasih atas kehadiran narasumber untuk mengisi Pesantren Kilat (Sanlat)
tahun ini. “Semoga apa yang disampaikan narasumber menjadi ilmu yang bermanfaat
untuk para santri sekalian. Wahyu pertama menjadi spirit agar umat Islam
semakin cerdas dan maju,” ujar Marselih.
Dalam pemaparannya,
Deni menjelaskan proses turunnya Alquran di bulan Ramadhan dari Lauhul Mahfud ke
langit dunia secara sekaligus. “Turunya Alquran pada Lailatul Qadar secara
sekaligus dari Lauhul Mahfud ke langit dunia. Kemudian diturunkan secara
berangsur-angsur selama 23 tahun. Ayat pertama yang turun pada bulan Ramadhan
adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Ayat ini menjadi spirit literasi dasar
yaitu baca-tulis. Ayat ini juga sebagai spirit membangun peradaban,” ujar Deni
yang menulis buku Kejaiban Ramadhan.
baca juga Masjid Al-Musyawarah Pondok Indah Gelar Pelatihan Khatib di Era Digital
Sayangnya, budaya
membaca dan menulis belum populer di negeri mayoritas muslim ini. Hasil survei Programme
for International Student Assesment (PISA) tahun 2018 yang diterbitkan pada bulan Maret 2019
Indonesia peringkat 64 dari 72 negara.
Begitu juga hasil survei dari The World Most
Literate Nation Study pada tahun 2016 oleh Central Connecticut
State University di Amerika, bahwa tingkat literasi anak Indonesia
peringkat ke-60 dari 61 negara.
“Dari seribu anak Indonesia yang
menghabiskan membaca buku hanya 1 dalam setahun. Jauh dibandingkan dengan negara Jepang, Jerman,
Inggris, korea yang selesai membaca15-20 buku,” ungkap Deni yang
baru saja merilis buku Agar Ramadhan Tidak Sia-sia.
Deni Darmawan saat memberikan materi spirit literasi (dokpri) |
Begitu banyak
pelajaran dan hikmah yang bisa diambil dari surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5.
“Ayat ini menjadi dasar literasi baca-tulis. Perintah membaca adalah perintah
titah Tuhan untuk mencerdaskan umat manusia. Simbol pena pada ayat ke-empat
adalah alat untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Membaca dan menulis seperti dua sisi
mata uang yang tidak terpisahkan. Membaca dan menulis adalah titah Tuhan,” ujar
Deni yang juga pembimbing mahasiswa menulis di prodi Administrasi Perkantoran
dan Ekonomi Syariah Unpam.
Dari wahyu pertama ini, umat Islam mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan. Wahyu ini semacam dorongan untuk melejitkan potensi yang dimiliki manusia. Proses belajar-mengajar umat Islam pun amat meningkat. Nabi SAW pertama kali mengajarkan sahabat di rumah Al-Arqom secara sembunyi-sembunyi.
Kemudian, para
sahabat yang sudah mapan keilmuannya akan dikirim oleh Nabi SAW menjadi duta Islam
yang mengajar dan membimbing orang-orang yang ingin mengenal Islam. Salah satu sahabat
yang diutus mengajarkan Islam yaitu Mushab bin Umair.
Dorongan wahyu
pertama menjadi literasi dasar baca-tulis. “Ada beberapa ayat yang menjelaskan
tentang literasi selain surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Di dalam surat Alqalam
ayat 1. Allah bersumpah demi pena, sebuah alat untuk menjelaskan dan menulis
semua ilmu pengetahuan. Menulis tentang ilmu pengetahuan, agar bermanfaat untuk
orang banyak,” ujar Deni yang buku Menulis itu Gampang.
Baca juga Deni Ajak Praktik Menulis Reportase Untuk Dosen dan Mahasiswa Ekonomi Syariah Unpam
Ilmu Allah amat
luas. Jika lautan dijadikan tintanya dan pohon dijadikan pena, maka tidak akan
habis menuliskan ilmu Allah itu. Di dalam surat Luqman dan suat Al-Kahfi 27 ayat
109, Allah memberikan perumpamaan. Tinta dan pena sebagai simbol untuk menuliskan
ilmu dan kalimat Allah yang tidak akan pernah habis.
Begitu juga surat
Al-Baqarah ayat 282 yang panjang. Dalam kegiatan muamalah atau apapun kita harus
menuliskan dengan baik dan benar. Menulis menjadi bukti dan rekam jejak bahwa
setiap kegiatan yang pernah kita lakukan akan menjadi hal yang bermanfaat dan
inspirasi orang banyak.
“Kejernihan hati para
ulama dalam memahami ayat-ayat terkait literasi menjadi dorongan yang kuat
untuk terus produktif menghasilkan berbagai macam karya. Sebut saja Imam Ibnu
Jarir Ath-Thabari. Sejak kecil sudah produktif menulis. Pengetahuan tentang
tafsir Alquran, hadits, sejarah sangat luar biasa. Semua pengetahuan yang ia miliki
ditulis hingga ratusan kitab.
Begitu banyak para ulama ketika memahami ayat-ayat yang berkaitan literasi langsung moncer menulis. “Membaca dan menulis menjadi hal yang mengasyikan dan kebahagiaan. Walaupun jasad mereka mati terkubur, tapi ide dan gagasannya yang dituangkan dalam kitab atau buku yang hari ini terus hidup dari masa ke masa,” tutup Deni ketika di depan santri Ponpes Modern Tunas Insan Mulia.
Diakhir acara, para
santri praktik menulis Deni memberikan buku Kreativitas Menulis Kaum Rebahan kepada
para guru. Semoga kegiatan pojok literasi santri menjadi program dalam setiap
ponpes.
Bersama guru Ponpes Tunas Insan Mulia (dokpri) |