Deni Darmawan saat memberikan khutbah di Metropolitan Tower Pondok Indah |
“Etos kerja sahabat Nabi, Sa’ad bin
Mu’adz al-Ansori patut kita teladani,” kata Deni Darmawan ketika memberikan
khutbah dengan judul Meneladani Etos Kerja Dari Kisah Sa’ad bin Muadz al-Ansori
pada Jum’at (2/8/2024) di Metropolitan Tower Jalan Jalan Jl. R. A. Kartini, Jl.
TB Simatupang No.Kav. 14, RT.10/RW.4, Cilandak, Kota Jakarta Selatan.
Dalam kisah Sa’ad bin Mu’adz ada keteladanan
yang perlu diketahui oleh umat Islam. Sa’ad adalah seorang pejuang Islam dari
golongan Ansor, tetapi beliau juga seorang pekerja keras. “Ketika itu
Rasulullah bertemu dengan Sa’ad. Kemudian Rasul memegang tangannya yang
terlihat kasar, agak kehitam-hitaman, tangannya gosong terpanggang matahari
karena bekerja mencangkul tanah,” terang Deni Darmawan yang sudah mengisi puluhan seminar dan kegiatan keagamaan.
Silahkan baca : Deni Darmawan Membimbing 271 Mahasiswa Menulis Artikel di Media Massa
Nabi SAW sangat mengapresiasi etos kerja dari
Sa’ad bin Mu’adz. Inilah gambaran seorang muslim yang bekerja keras demi
kehormatan diri. “Nabi kemudian mencium tangannya seraya mengatakan, bahwa
tangan Sa’ad tidak akan tersentuh api neraka,” ujarnya Deni Darmawan yang juga
penulis buku religi dan literasi.
Silahkan baca : Nilai-nilai Islam dalam Perjuangan
Allah juga mencintai orang yang bekerja keras
dan terampil bahkan disebut juga sebagai mujahid di jalan Allah. “Dalam hadits
riwayat Ahmad bahwa Rasulullah pernah bersabda, bahwa orang yang bekerja keras
sangat dicintai Allah, apalagi jika dia terampil dan mempunyai keahlian. Bekerja
sebagai upaya untuk mencari nafkah sama seperti mujahid,” jelasnya
Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari
keteladanan etos kerja Sa’ad bin Mu’adz. “Pertama, bekerja keras tapi tidak
meninggalkan ibadah. Kerja juga ibadah, jika niatnya mencari ridho Allah. Kerja
juga amanah dan tanggung jawab. Ke-dua, bekerja adalah kemandirian dan kedisiplinan.
Bekerja dengan keringat sendiri adalah lebih baik dan mempunyai nilai dari pada
meminta-minta. Bekerja adalah kesungguhan usaha demi kehormatan diri,” ungkapnya.
Ke-tiga yang bisa kita ambil pelaran dari
kisah Sa’ad bin Mu’adz yaitu mengajarkan keuletan, pantang menyerah, bekerja yang
dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran. “Bekerja dengan dedikasi tinggi adalah
bagian dari keprofesionalan yang diserta dengan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan,
amanah, dan tanggung jawab. Maka, penghargaan akan dia dapat, bahkan naik ke
posisi yang lebih baik. Namun, kita juga harus ingat. Rezeki yang kita peroleh kita
berbagi dengan orang yang membutuhkan,”jelasnya.
“Bekerjalah dengan baik, penuh dedikasi dan
tanggung jawab. Sebab, Allah, Rasul dan serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu. Sebagaimana di dalam Alquran surat at-Taubah ayat 103. Jangan
bekerja hanya ingin dilihat orang lain dan pimpinan,” tutupnya.