Recent Posts

Berbagi Ide dan Gagasan Untuk Menginspirasi Anak Negeri

Senin, 06 September 2021

Belajar Menulis Uncle Den

Jangan Kesibukan Menjadi Alasan Jitu Tidak Menulis

 



Oleh : Deni Darmawan

Sapa ora sibuk?” ungkap Much. Khoiri seorang dosen di Universitas Negeri Surabaya dan penulis puluhan buku. Kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 19 dan 20 yang digelar secara virtual pada Senin (6/9/2021) menghadirkan Much. Khori sebagai narasumber dengan judul “Menulis dalam Kesibukan”.

Dalam pemaparannya, beliau mengatakan bawah setiap profesi yang dijalani akan mempunyai kesibukan masing-masing. Setiap kesibukan akan selalu ada kesempatan dan peluang, sebagaimana kesulitan akan ada kemudahan. Kesibukan dalam berbagai perspektif bermacam-macam, ada yang menjadi beban dan bersifat alamiah. Kesibukan seolah-olah menjadi alasan jitu seseorang tidak menulis. Orang yang sibuk tapi bisa menulis karena bisa mengelola waktu dengan baik. Seseorang yang amat sibuk, namun masih bisa menulis akan sesuai dengan maqom menulis, sebagaimana maqom para tawasuf yang mempunyai maqom dalam syariat, hakikat dan ma’rifat.

Penulis sejatinya adalah yang menggunakan daya pikirannya untuk menghasilkan tulisan. Walaupun ia tidak menulis, ia akan selalu memikirkan apa yang hendak ditulis. Ada waktu-waktu istimewa yang ia piih agar bisa nyaman dan larut dalam menulis. Menulis semacam kebutuhan, jika ia tidak menulis ada sesuatu yang hilang. Penulis sejati akan selalu membagi waktunya untuk membaca dan menulis.

Jika ingin menjadi penulis, maka ia harus mendidik dirinya agar menjadi penulis sejati. Menulis tidak sekedar mengasah kompetensi di bidangnya, tapi ia juga mampu memberikan hadiah dan hukuman untuk dirinya. Prinsip “reward and punishment” harus ditegakkan. Bukan untuk orang lain ditegakkan, tapi juga untuk dirinya. Jika ia menulis sesuai target, maka ia mendapat hadiah. Namun, jika ia tidak menulis sesuai target, maka hukuman berlaku untuk diri. Misalnya, jika ia tidak menulis 7 hari, maka ia akan dihukum tujuh kali.

M. Khoiri melanjutkan, dan memberikan pertanyaan, “kenapa kita harus menulis?”. Menulis akan menghasilkan karya dan menjadi warisan untuk anak-cucu kita. Ingatlah kata-kata para tokoh. Pramoedya Ananta Toer mengatakan, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, oa akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Begitu juga kata dari Budi Darma, “Begitu seorang pengarang mari, tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil alih orang lain. Sebaliknya, jika dekan, camat, dan mantri, polisi mati, dalam waktu singkat akan ada orang yang dapat dan mampu menggantikannya.

Ada 13 strategi jitu dalam menulis. Yaitu niat menulis, rajin membaca, merekam gagasan, temukan waktu utama, menulis di dalam hati, menulis di waktu utama, manfaatkan waktu luang, menulis yang dialami, menulis yang dirasakan, menulis dengan raing, menulis yang banyak, membuat motta untuk semangat menulis dan menulis dengan doa.

Niat Menulis

Niat itu akan memberikan dorongan yang kuat untuk menulis. Dengan menetapkan niat dan keyakinan akan menghasilkan daya dorong ketika rasa malas mulai menghantui. Memberikan daya tahan ketika godaan mulai datang. Menulis dengan niat bisa dilihat dari dua pandangan. Secara pragmatis dan filosofi. Secara pragmatis menulis untuk mendapat keuntungan berupa uang, ketenaran, dan bayar utang. Menulis secara filosofis adalah untuk mencerdaskan bangsa dan untuk beramal, seperti amal jariyah ilmu yang pahalanya terus mengalir.  Jujur, saya dulu menulis secara pragmatis. Namun, saya berubah menulis bersifat filosofis.

Rajin Membaca

Sering-seringlah membaca. Membaca koran setiap hari. Saya sering dibawain koran, tiap hari saya baca koran. Membaca buku. Dengan membaca buku, kita bisa melihat masa lalu dan masa depan. Membaca buku seperti hadir dalam sebuah peristiwa sejarah. Dengan membaca buku seperti hadir dalam setiap imajinasi orang-orang hebat.

Merekam Gagasan

Gunakan alat untuk merekam gagasan. Saat ini begitu banyak teknologi seperti handphone yang bisa digunakan untuk merekam dan foto. Semua bisa kita abadikan dengan cara merekam.

Waktu Utama Menulis

Tentukkan waktu utama menulis. Cari waktu yang menurut kita nyaman, aman dan tenang. Memilih waktu di pagi hari pikiran masih jernih. Seperti menulis di waktu sahur. Tulisan akan mengalir.

Menulis di Dalam Hati

Menulis dalam kondisi apapun, baik sibuk maupun lapang.

Manfaatkan Waktu Luang

Waktu luang bisa dimanfaatkan untuk menulis. Hari-hari libur bisa kita gunakan untuk menulis.

Menulis yang Dialami

Menulis ketika lagi kasmaran, jatuh cinta, berpetualang, menjelajah tempat-tempat yang indah dan menarik. Mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi. Menulislah apa yang kita alami dan rasakan.

Menulis yang Dirasakan

Menulis dalam keadaan bahagia akan memberikan karya tulis terbaik. L.P Hartley pernah menyarankan, jika anda sedang merasakan bahagia, sedih, maka tulislah. Menulis apa yang anda rasakan seperti menulis bebas (free writing)

Menulis dengan Riang

Menulis dalam kondisi dan situasi bahagia, riang, akan memberikan dampak kepada karya tulis kita. Karya kreatif tidak akan dapat selesai selama kita tidak bahagia, Pikiran, hati, rohani dan jasmani yang bahagia akan memberikan pergerakan pemikiran yang lancar dan jernih.

Menulis yang Banyak

Dengan membaca lebih cepat, anda akan menulis dengan bagus. Sebagaimana Robert Soutjhey karakan,”Menulis yang banyak, orang akan belajar keras untuk menulis dengan bagus”. Raymod Chandler juga mengatakan, “Semakinc cepat menulis, semakin baik hasilnya. Semakin lambat, justru dalam masaah. Ini berarti mendorong kata-kata untuk keluar daripada ditarik dan dijerat oleh kata-kata itu.”

Membuat Motto Dahsyat

Motto akan memberikan dorongan dan semangat untuk terus menulis. Kita bisa memegang motto penulis yang kita favoritkan atau membuat menulis sendiri mottonya. Kita tempel motto itu di tempat stategis dan ruang-ruang yang mudah dibaca agar kita selalu ingat.

Menulis dengan Do’a

Memulai menulis ucapkan basmalah, selesai ucapkan hamdalah. Semoga Allah SWT kuatkan fisik, jiwa raga kita.

Menulis itu seperti investasi. Apa yang kita tanam maka akan kita petik buahnya. Apa yang kita tanam di ladang, maka akan kita panen. Hasilnya adalah kebaikkan. Kebaikan yang menjadi amal jariyah yang terus mengalir. Visualisasikan setiap kita memperoleh sesuatu dengan memfoto dan memberikan kata-kata untuk lebih semangat berkarya. Kalo perlu tempel untuk terus termotivasi dan berkarya lebih banyak.



Belajar Menulis Uncle Den

About Belajar Menulis Uncle Den -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :

17 $type={blogger}

Write $type={blogger}
Helwiyah
AUTHOR
6 September 2021 pukul 09.04 delete

Masya Allah.....dah jadi artikel aja nih.....berani tampil beda ...keren .πŸ‘

Reply
avatar
6 September 2021 pukul 09.10 delete

Menulis itu seperti investasi. Apa yang kita tanam maka akan kita petik buahnya. Apa yang kita tanam di ladang, maka akan kita panen. Hasilnya adalah kebaikkan, super sekali

Reply
avatar
asia nurwati
AUTHOR
6 September 2021 pukul 09.20 delete

Ini baru kerennn. Benar-benar Penulis yang tak malas menulis. Selamat Pak. Semoga sukses dan komitmen untuk tetap semangat merangkai kalimat

Reply
avatar
Deni Darmawan
AUTHOR
6 September 2021 pukul 09.23 delete

Amin. Tks bu Anni. Semoga bermanfaat utk saya juga sebagai mengingat dan ntk orng lain

Reply
avatar
Deni Darmawan
AUTHOR
6 September 2021 pukul 09.23 delete

Mantabs for Sir Basroni. Kepsek favorit guru

Reply
avatar
Deni Darmawan
AUTHOR
6 September 2021 pukul 09.24 delete

Ibu juga beda. Walaupun beda, kita tetap satu persis bhineka tunggal ika

Reply
avatar
Dwi Pratiwi
AUTHOR
6 September 2021 pukul 13.57 delete

Mantap dan informatif. KerenπŸ‘πŸ‘

Reply
avatar
Dail Alser
AUTHOR
6 September 2021 pukul 14.30 delete

Mantap pak Deni, punya stile yang khas dan karakter tulisan yang kuat. Mengalir dan kren

Reply
avatar
Ms.Phia/Pro
AUTHOR
6 September 2021 pukul 16.02 delete

Pak Deni ini memang penulis hebat, artikel yang selalu mengguggah semangat untuk belajar.

Reply
avatar
Raliyanti
AUTHOR
6 September 2021 pukul 16.41 delete

Tulisan yang sangat menginspirasi.. keren pak..

Reply
avatar
Deni Darmawan
AUTHOR
6 September 2021 pukul 18.55 delete

Terus semangat menulis sampai titik nadir

Reply
avatar
Deni Darmawan
AUTHOR
6 September 2021 pukul 19.38 delete

Masih terus belajar dengan orng hebat sprti ms phia

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
7 September 2021 pukul 08.12 delete

Lengkap pak, hebat

Reply
avatar