Tips Mengatasi Kendala Menulis

 

Bagi penulis pemula, memulai menulis merupakan hal yang berat. Belum lagi mencari ide dan gagasan baru. Merasa minder dan kurang percaya diri dengan tulisan sendiri. Merasa belum mempunyai kemampuan menulis. Merasa sibuk dan tidak ada waktu untuk menulis, dan segudang alasan yang membuat kita jadi malas menulis.

Namun, ketika anda sudah mampu mengatasi segala macam kendala tersebut, maka menulis itu menjadi hal gampang, mudah, dan bukan beban. Justru aktivitas menulis menjadi sebuah kebutuhan, kesenangan, hobi dan hiburan. Jika demikian, maka ia sudah menjadikan menulis sebagai passion.

  Menulis itu butuh proses dan tidak instans. Menulis itu bukan soal bakat dari lahir. Menulis itu             adalah sebuah keterampilan yang bisa dipelajari yang dimulai dari sebuah kebiasaan. Jika anda         menulis setiap hari satu lembar, maka jika sudah terbiasa akan menjadi berlembar-lembar.     Kuncinya adalah praktik dan latihan.

 Nah, bagaimana mengatasi berbagai kendala-kendala dalam menulis. Berikut beberapa tips ntuk     mengatasinya.

     Percaya diri

  Bagi penulis pemula rasa kurang percaya diri sering menghantui. Hal ini muncul dalam diri karena menganggap dirinya tidak mampu untuk menulis. Percaya diri itu sangat penting dalam proses menulis. Jika ia merasa mampu jika dirinya bisa, maka proses menulis akan terasa lebih mudah. Kepercayaan diri semacam modal untuk penulis agar yakin jika suatu saat nanti akan menjadi penulis andal dan hebat.

Kepercayaan diri perlu dipupuk, dirawat dan terus belajar memperbaiki diri jika tulisan kita ada kekurangan. Dengan bergaul dengan para penulis andal, bersinergi dengan komunitas penulis, mengikuti berbagai macam kegiatan kepnulisan, maka kepercayaan diri dari luar akan muncul dan semakin pede untuk menulis. Bisa juga, kamu belajar menulis artikel ke media cetak atau online. Jika tulisan kita sudah terbit, maka itu akan menambah kepercayaan diri kita. Jika tidak terbit, maka terus perbaiki tulisan sampai terbit di media tersebut. Cara lain, anda juga bisa gabung untuk menulis bersama atau menulis buku antologi. Sampai pada akhirnya, kamu pede untuk menulis buku sendiri.

    

     Mengelola waktu

Jika ditanya seseorang, kenapa anda tidak menulis? Hampir semua jawaban mengatakan sibuk, tidak punya waktu untuk menulis. Kesibukan menjadi cara jitu agar kita tidak menulis. Alasan ini sangat klise sekali. Padahal, semua bisa kita lakukan teramsuk menulis asal bisa membagi dan mengelola waktu dengan baik. Jika seseorang mempunyai kemampuan manajemen waktu yang baik, maka semua bisa dikerjakan dengan baik termasuk menulis.

Anda hanya perlu mengatur waktu dalam satu hari atau hari libur, kapan waktunya anda harus menulis. Luangkan waktu sekitar 15 menit dalam satu hari untuk menulis apa saja yang anda sukai dan senangi. Jika sudah mampu melebihi itu, maka menulislah satu jam atau 2 jam. Gunakan sistem nyicil dalam menulis jika anda ingin menulis buku. Buat semacam komitmen, jadwal agar anda disiplin dalam menulis. Maka, jika hal tersebut kita lakukan, maka dalam sebulan akan menjadi buku.

 

2.               Bisa ala Biasa

Banyak diantara kita yang mengatakan tidak mempunyai keterampilan menulis. Padahal, menulis itu bisa dipelajari, dibiasakan, maka ujungnnya akan menjadi keterampilan. Pepatah mengatakan, “Bisa ala Biasa,” Yang tidak bisa menulis jika ia tidak mau praktik dan latihan. Semua profesi pun bisa mahir menulis. Bahkan, orang biasa dan tidak bergelar bisa menulis. Keterampilan menulis hanya soal membangun kebiasaan menulis agar bisa mahir menulis

3.              Mencari ide

Segudang alasan dikemukakan, termasuk sulit mencari ide. Padahal, Mencari ide untuk menulis itu banyak. Kita hanya perlu peka dalam melihat, mendengar dan merasakan yang ada disekitar kita. Dari mulai membaca, ngobrol, menonton televisi atau film, mendengar radio, berkunjung ke blog orang lain, dan aktivitas lainnya yang membuat ide itu akan kembali datang.

Jika merasa mandek dalam berpikir, kita bisa rehat sejenak, sambil rebahan, minum ngopi, jalan-jalan santai, diskusi dan lainnya. Jika pikiran sudah sudah mulai tenang kembali, maka kembali untuk menulis dan menuangkan semua ide dan pengetahuan baru kita.