Recent Posts

Berbagi Ide dan Gagasan Untuk Menginspirasi Anak Negeri

Senin, 13 September 2021

Belajar Menulis Uncle Den

Menulis Buku 7 hari, Menjadi Buku terbaik Perpusnas





 Oleh : Deni Darmawan

Menulis buku selama tujuh hari menjadi tantangan dan peluang. Tidak mudah menulis buku dengan ide dan kerangka tulisan yang dituangkan setiap hari selama seminggu. Setiap hambatan menjadi peluang dan motivasi untuk terus menulis dan menjadi buku. Itulah yang dilakukan oleh Mudafiatun Isriyah, seorang peserta pelatihan belajar menulis PGRI yang ditantang oleh Prof. Ricardus Eko Indrajit menulis buku dalam tujuh hari.

Bukunya yang berjudul “Implementasi Sosial Presence dalam Bimbingan Online” menjadi buku terbaik pilihan perpustakaan nasional (Perpusnas) karena mutu dan kualitas buku dan menjadi kebutuhan masyarakat saat ini. Mudafiatun mengusung tema pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk menjawab persoalan agar PJJ menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan mencapai ketuntasan belajar.

Dengan penuh keyakinan dan motivasi tinggi, Mudafiatun menjawab tantangan Prof. Eko hingga bukunya diterbitkan di penerbit mayor. Setiap buku yang diterbitkan di penerbit mayor tentu menjadi impian seorang penulis.

Mudifiatun atau biasa disapa ibu Iis, menjelaskan tentang tulisan yang bermutu dalam bukunya. Tulisan yang bagus karena kontennya. Menulis menggunakan rumus 5W + 1H. Ketika menulis buku social presence merupakan hal yag baru.  Ini merupakan konten yang kekinian dan menjadi kebutuhan masyarakat. Ia berharap, PJJ bukan lagi hal yang membosankan, hingga membuat frustasi dan bunuh diri.

Buku ini menyajikan bagaimana ketika PJJ siswa merasa menikmati. Guru menjadi lebih enak dalam mengajar. Buku ini mempunyai konten yang bermutu sehingga dipilih oleh perpustakaan nasional menjadi buku terbaik 2020. Menulis buku agar tetap enak dinikmati dan dibaca membutuhkan jam terbang. Hal yang dilakukan adalah menulis di blog, kemudian masukin di youtube. Penerbit akan melihat track record kita dari media sosial.

Baginya, menulis perlu dilatih, diasah setiap hari. Belajar bagaimana menggunakan kalimat sesuai EYD, menulis sesuai SPOK. Apa yang kita lihat, rasakan, pada saat itu juga ditulis kemudian masukan ke dalam blog. Semakin banyak menulis, maka tulisan kita akansemakin enak dibaca dan dipahami.

Ibu Iis melanjutkan, bukunya menjadi menarik dan best seller karena menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. Pembaca akan tertarik membaca kontennya dan penasaran terkait PJJ yang menyenangkan dan tidak membosankan. Disinilah buku yang ia tulis diminati hingga menjadi best seller. Proses kreativitas menulis harus dilatih setiap hari. Menerima evaluasi dan kritikan dari teman-teman. Memperbaiki tulisan sesuai dengan kalimat yang baik. Kemudian tulisan itu disampaikan ke youtube.  Itulah kreativitas menulis yang ia lakukan.


Proses Kreativitas Menulis

Ibu Iis pun mengungkapkan, proses menulis dengan Prof. Eko. Hari pertama, ia menulis dengan menggunakan rumus 5W 1H. Mengumpulkan semua ide-ide. The power of tiga detik untuk menentukan sub tema, jika lewat dari itu akan bias. Putuskan dalam tiga detik mau menulis apa. Ia menulis konsep bimbingan online. Menyelesaikan dalam 1 malam. Menulis kerangka tulisan.

Hari kedua, mencari teori dalam bimbingan online. Bagaimana komunikasi yang digunakan. Ada teori antar personal, interpersonal dan impersonal. Hari ketiga, ia mencari hal-hal apa saja yang mendukung pembelajaran dan bimbingan online. Mengenal aplikasi dan menggunakan website untuk hal-hal yang mudah untuk pembelajaran dan bimbingan online. Hari ke-empat, menulis spesifikasi bimbingan online dengan memberika sentuhan social presence. Dalam bimbingan online perlu adanya kehadiran sosial. Melatih menggunakan e-leraning dalam berinteraksi. Memiliki sikap profesional. Menemukan kepuasaan dalam berinteraksi dan menghasilkan minat belajar yang tinggi.

Hari ke-lima, menulis dasar-dasar social presence. Hakikat, dimensi, indikator, kerangka konseptual bimbingan online dan sebagainya. Hasilnya ketuntasan belajar dengan social presence. Misalnya, efektif dalam merespon, tahap-tahap ketuntasan belajar, join together, tahap motivating, building komitmen dan implementasi, tahap observating dan evaluating.  Uniknya buku ini, mendukung bimbingan online dalam meningkatkan sosial presence dan mencapai ketuntasan belajar secara sempurna. Hari ke-enam dan ke-tujuh, penyempurnaan dan disempurnakan pada minggu-minggu berikutnya.  Penerbit Andi kemudian melakukan proses editing dari bab satu hingga bab akhir.

Kerangka dan draf selesai selama tujuh hari. Tiga minggu penyempurnaan, setelah sebulan baru kirim ke penerbit untuk dilakukan perbaikan. Alhasil, buku ada 200 halaman. Ibu Iis bisa tetap fokus dan konsisten menulis di malam hari. Sebagai seorang dosen dan peserta pelatihan saat itu, ia menjalani dengan senang dan menjaga stamina selama pandemi. Jika tidak dituliskan, ide kreatif akan hilang dan bias. Menulis tujuh hari, penyempurnaan sebulan dan 3 bulan semua bisa selesai.

Hambatan menjadi Motivasi

Ibu Iis mengatakan, agar terus bisa semangat menulis selalu belajar di grup menulis, mencari informasi, dan memotivasi diri. Motivasi terbesarnya adalah, apa yang dia bicarakan, dia tulis. Apa yang dia tulis, dibicarakan. Tulisan di blog saling memberikan motivasi, berbagi, sehingga niat dan tekad menulis semakin kuat.

Baginya, menulis itu harus dituntaskan dan selesai. Jangan bilang “hambatan” ketika menulis. Secara psikologis, maka akan terhambat. Kalaupun terjadi hambatan di lapangan, jalani pelan-pelan. Motivasi yang kuat akan menjadi daya tarik dan magnet tersendiri untuk menyelesaikan dan menuntaskan. Buat jadwal menulis, atur waktu agar tetap semangat menulis.

Setiap hambatan seperti main blocking akan selalu ada. Ia lupakan hambatan dan meminimalisirnya. Hambatan ia ubah menjadi motivasi. Kata-kata negatif ia ubah menjadi positif. Jika ada gangguan yang datang dari keluarga, maka jadikan itu sebagai motivasi untuk menyelesaikan apa yang ditargetkan.

Tantangan terbesar baginya adalah membagi waktu. Ia sangat ketat dan disiplin agar bisa tuntas. Profesinya tidak hanya sebagai dosen, tapi juga mahasiswa program doktor di Universitas Negeri Malang, sebagai istri dan ibu rumah tangga. Ia membuat prioritas, mana yang harus diselesaikan. Tidur pun dibatasi. Olah raga yang cukup dengan jalan pagi atau naik sepeda. Menenangkan saraf selama 20 menit, diam sesaat. Kewajiban salat lima waktu  dan sunnahnya pun tetap dijalankan.

Baginya, menulis sebagai hiburan. Lakukan dengan suka cita dan penuh kebahagiaan. Bergaullah dengan komunitas penulis. Olah raga sebagai penyeimbang. Belajar fokus untuk kesungguhan agar selesai. Menulis dengan bahasa yang mudah karena sering dilatih. Gunakan EYD dan kamus jika ada kata-kata asing. Perhatikan SPOK. Menulis adalah kemauan, bukan pintar atau tidak pintar. Selamat menulis.



Belajar Menulis Uncle Den

About Belajar Menulis Uncle Den -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :

6 $type={blogger}

Write $type={blogger}
Dwi Pratiwi
AUTHOR
13 September 2021 pukul 18.19 delete

Mantap betul👍👍 Menulis sebagai hiburan

Reply
avatar
Dwi Pratiwi
AUTHOR
13 September 2021 pukul 18.20 delete

"Menulis sebagai hiburan" ide yang menarik.

Reply
avatar
Deni Darmawan
AUTHOR
13 September 2021 pukul 18.23 delete

betul bu Dwi, Enjoy dalam menulis tergantung mindset kita ya bu

Reply
avatar
Ne irmawati
AUTHOR
13 September 2021 pukul 18.35 delete

Bagus, saya ingin membeli bukunya Kang Deni.

Reply
avatar
azdinmama
AUTHOR
13 September 2021 pukul 20.14 delete

Menulis jangan jadi beban

Reply
avatar
MASGURU
AUTHOR
13 September 2021 pukul 21.11 delete

Bu Is, sangat menikmati proses menulis buku. Dan hasilnya...duaaar best seller. Inspiratif.

Reply
avatar