Oleh : Deni Darmawan
“Banyak jalan menuju Roma”.
Pepatah ini sering kali kita dengar. Berbagai cara dan trik bisa kita lakukan untuk bisa sampai ke
tujuan. Begitu juga dengan strategi promosi buku, begitu banyak cara yang bisa
kita lakukan agar hasil karya buku kita laku terjual.
Mempromosikan buku tidak
semudah membalikkan kedua tangan, semua butuh proses dan tentu kendala yang
dihadapi. Itulah perjuangannya dan kepuasaan tersendiri untuk penulis. Ketika
kita mampu mempromosikan buku kita dari satu tempat ke tempat lain, dari satu
pintu ke pintu yang lain, dari satu media ke media yang lain mempunyai
tantangan tersendiri. Setiap proses tentu akan menemui kendala, jadi tidak
hanya satu cara atau strategi yang dipakai untuk mempromosikan buku, tapi
berbagai cara dan strategi.
Bersama Akbar Zainudin, penulis
buku Man Jadda Wajada, memberikan tips strategi mempromosikan buku. Sudah 15
buku yang ditorehkannya dari tahun 2010 sampai sekarang. Akbar berbagi kepada
grup belajar menulis PGRI pada Senin (23/8/2021). Akabar menjelaskan bagaimana
strategi jitu agar buku kita meledak laku di pasaran dan pembaca memperoleh
kemanfaatan.
Dalam strategi pemasaran, pada
umumnya kita akan mengenal empat hal, atau disebut 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). Namun, sebelum kita
melakukan 4P tersebut, ada baiknya kita sebelum menulis kita sudah menentukkan
target audiens atau pembaca kita siapa. Karena ada perbedaan, antara strategi
anak dengan remaja, begitu juga dengan orang tua.
Strategi Harga
Dalam strategi harga ada dua,
yaitu pertama, harga buku yang dijual secara umum dan kedua adalah buku dijual
dengan premium. Disebut premium, karena harga buku lebih mahal dengan harga
buku biasa. Mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain.
Mulai dari hard cover, ditambah
bonus-bonus seperti voucher seminar,
workshop, pelatihan dan hal-hal tambahan lainnya. Hal inilah yang membuat buku
premium menjadi mahal.
Strategi Distribusi
Stategi distribusi dibagi
menjadi dua, distribusi tradisional dan non tradisional. Strategi distribusi
tradisional melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional
maupun toko buku lokal. Cara ini yang sering kita lakukan untuk memperluas
jaringan buku kita agar bisa dijual disemua toko. Sedangkan strategi distribusi
non tradisional yaitu melalui multilevel marketing (MLM), melalui penjualan
langsung, melalui marketplaza/e-commerce seperti Buka Lapak, Tokopedia, Shopee, Lazada dan
toko online lainnya.
Strategi Promosi
Strategi promosi bisa dilakukan
oleh penerbit dan penulis.Ada beberapa hal strategi promosi yang bisa kita
lakukan. Pertama, launching buku. Kegiatan
meluncurkan buku bisa kita lakukan di tempat-tempat stategis seperti sekolah,
aula, balai desa, hotel, kampus, dan tempat mana saja yang memungkin kita
luncurkan buku kita. Peluncuran buku bisa dilakukan oleh penerbit dan penulis.
Pembiayaan peluncuran buku bisa dari penerbit maupun penulis. Perlu juga kita
yakinkan ke penerbit, bahwa buku kita akan laku ketika diluncurkan.
Disetiap buku Gramedia,
biasanya akan disediakan tempat launching buku, jadi penulis bisa memanfaatkan
tempat itu untuk mempromosikan acaranya agar pengunjung bisa datang yang
digelar di toko Gramedia.
Kedua, bedah buku. Membedah
buku bisa kita lakukan dengan cara online
maupun offline. Jika diselenggarakan
secara offline atau tatap muka, kita
bisa bekerjasama dengan pihak lembaga tersebut. Kita bisa selenggarakan di
masjid, aula, perpustakaan, cafe, majlis taklim dan sebagainya. Setiap tempat
dan situasi bisa kita tawarkan kegiatan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita
terus selenggarakan. Kegiatan juga bisa kita rekam, kemudian kita sebar di
media sosial sehingga orang lain akan mengenal karya kita.
Jika diselenggarakn secara
online, maka kita bisa buat flyer, poster untuk mengundang netizen agar bisa
hadir mengikuti bedah buku. Media sosia seperti fabebook, WA group, Google
Meet, Zoom, dan semua media sosial lainnya bisa kita gunakan.
Ketiga, membuat seminar atau
workshop. Kegiatan ini bisa kita sesuaikan dengan tema buku kita. Jika buku
tersebut terkait motivasi dan menulis, maka buatlah seminar atau pelatihan
terkait motivasi dan menulis. Untuk awal, berilah pelatihan atau seminar secara
gratis agar mereka mengenal buku kita. Lakukan hal ini secara terjadwal, bisa dilakukan
sebulan sekali agar mereka mengenal karya kita.
Keempat, membangun komunitas.
Sesuaikan komunitas dengan buku kita. Jika buku kita tentang motivasi, maka
buat komunitas tentang motivasi. Jika buku kita tentang menulis, maka buat
komunitas tentang menulis dan begitu seterusnya. Dengan adanya komunitas,
penulis dan pembaca akan lebih dekat, sharing, diskusi dan menawarkan ke mereka
agar buku kita dibaca. Tidak hanya menjual buku tentunya, tapi bisa kita
sharing tentang materi, pengalaman, dan hal yang bermanfaat lainnya, baik
melalui grup atau secara virtual. Sehingga dirasakan betul manfaatnya ketika
mereka bergabung dalam sebuah komunitas.
Kelima, membangun jaringan reseller. Membangun reseller agar
orang-orang mau menjual buku kita dan mereka mendapat keuntungan dari hasil
penjualan. Berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Jika harga jual Rp
100.000 maka keuntungan menjadi reseller bisa 20-30 persen. Berikan juga
materi-materi tentang buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka menjual.
Dewa Eka Prayoga, penulis buku crazy leader berhasil menjual bukunya
hingga 10.000 dalam waktu dua minggu. Hal ini karena ia mampu membangun
reseller hingga semua bukunya ludes terjual. Jika jaringan reseller sudah kuat,
maka akan memudahkan buku kita terjual dengan cepat. Saat ini, saya (Akbar)
juga sudah membangun reseller sekitar 100 orang. Mudah-mudahan terus bertambah.
Keenam, jualan di marketplace. Manfaatkan toko online
untuk meluaskan promosi dan distribusi buku kita. Peluang belanja online sangat
tinggi, apalagi di tengah pandemi. Kita ramaikan toko online dengan buku-buku
kita. Ini akan memudahkan pembaca untuk membeli buku kita di toko online.
Ketujuh, memanfaatkan media
sosial (Medsos) untuk gencar mempromosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya
followers dan subscriber dengan terus menerus memberikan info terkait buku
kita. Buat status tentang buku kita agar semua bisa paham dengan buku yang kita
tulis. Ini seperti trik iklan juga agar menggugah pembaca.
Ingat, jangan setiap hari
isinya jualan melulu. Coba hal lain seperti lebih banyak sharing-sharing,
diskusi, setelah itu baru selling. Berilah
pengetahuan yang banyak kepada para pembaca, netizen, subcriber, followers,
sehingga mereka merasa ada manfaat yang bisa diambil dan sesaui kebetuhan
mereka.
Jika hal ini terus dilakukan,
maka akan ada ikatan yang dekat antara penulis dan pembaca. Hal ini akan
memudahkan proses mempengaruhi pikiran orang untuk membeli buku kita. Jika buku
sudah menjadi kebutuhan utama, maka kita sudah mempengaruhi pembaca agar terus
memperluas wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Selamat
mencoba.