Oleh : Evi Yulianti (Mahasiswi Sasing Unpam dan Anggota KOMBIS)
Pejuang Subuh Pondok Indah (PSPI) kembali menggelar keliling dunia ke Perth-Australia secara virtual pada Ahad (11/7/2021). Jalan-jalan keliling ke Perth-Australian ditemani oleh dua mahasiswa asal Indonesia, Faza Suprayogi dan Abi yang kuliah di University of Western Australia, yang merupakan Universitas tertua di Australia Barat.
Keduanya bercerita dan berbagi tentang Perth dengan jamaah Pejuang Subuh Pondok Indah dari dalam dan luar negeri. Dengan menggunakan handphone, keduanya menunjukkan keindahan sungai Swan River yang terletak di Barat Daya Australia Sungai ini mengalir melalui Metropolitan Perth. Perth juga mempunyai taman kota terbesar di dunia, Kings Park yang layak dikunjungi.
Perth adalah ibu kota Negara Bagian Australia Barat, negara bagian terbesar di Australia. Sejarahnya, kota ini pernah menjadi tempat berlabuhnya kapal VOC Belanda saat ingin berlayar menuju Indonesia. Selain itu, kota ini juga pernah menjadi tempat penampungan narapidana atas permintaan petani dan pengusaha pada 1850 untuk mendapatkan tenaga kerja.
Australia Barat merupakan negara bagian Australia yang dekat dengan Indonesia. Adapun suhu di daerah ini (Perth) saat di pagi hari mencapai 11derajat celsius dan pada siang hari mencapai 16 derajat selsius. Selain itu, kota Perth satu jam lebih awal dari Kota Jakarta, Ibu Kota Indonesia.
Kota Perth juga termasuk kota yang bersih dan asri, sehingga menambah keindahannya. Kebersihan d Perth bisa menjadi contoh agar disiplin menjaga kebersihan. Di pagi hari, udara bersih dan keasriannya bisa kita nikmati, sehingga banyak warga yang suka berolah raga.
Penanganan Covid-19 di Perth
Penanganan pandemi Covid-19 di Perth sangat baik. Sehingga kondisi saat ini sudah tidak lagi memakai masker dan aktivitas yang leluasa. Adapun penanganan Covid-19 di wilayah ini dapat dikatakan lebih modern dalam menggunakan teknologi. Misalnya, untuk memasuki suatu ruangan harus menggunakann barcode yang bisa melacak dan mengetahui semua tempat yang dikunjungi oleh orang tersebut.
Apabila orang tersebut terkontaminasi dengan virus maka, orang-orang yang bersamanya juga ikut dikarantina. Kemudian, masyarakat di negara ini sangat patuh pada peraturan pemerintah. Sebab, rata-rata masyarakatnya open minded, bahwa apapun keputusan dari Pemerintah itulah yang terbaik. Hal inilah yang melandasi kondisi pandemi di wilayah ini membaik.
Tahun 2020, jika ada wisatawan berkunjung ke Perth akan di isolasi dua minggu di hotel dan itu semua dicover Pemerintah. Tapi, tahun 2021 ini sudah tidak gratis lagi Kunci sukses penanganan Covid-19 di Perth itu mengikuti segala aturan dan taat kepada Pemerintah. Jika diperintah jangan keluar rumah, ikut test, dan sebagainya, semua warga mengikuti. Semua dilaksanakan dengan disiplin. Warga sangat mendukung program dari Pemerintah. Saat ini, kami semua sudah bisa sekolah dan kuliah tatap muka. Berolah raga, sholat di masjid dan sebagainya, tapi tetap dengan prokes.
Dan tingkat kematian disini juga tidak separah di Indonesia yang bisa mencapai 30 ribu orang setiap harinya. Di sini tingkat kematiannya hanya 30 orang perharinya. Jika ada yang terpapar Covid-19, Pemerintahnya langsung mengadakan lockdown tiga hari, dalam tiga hari itu tidak ada yang boleh keluar demi keselamatan warganya. Pemerintahnya sangat tegas dan serius dalam penganan Covid-19. Saat ini, Pemerintah sangat konsen dengan varian Delta.
Kebebasan Berpendapat
Di Perth, kebebasan berpendapat sangat di jamin oleh Pemerintah. Kebebasan berpendapat warga melalui media sosial dan demonstrasi sering dilakukan. Tidak ada ada yang dijerat oleh Undang-undang dalam kebebasan berpendapat. Yang tidak boleh dan ditindak, jika ada warga yang merusak fasilitas dan properti serta melukai orang lain.
Misalnya, warga melakukan demo atau unjuk rasa terkait perdamaian Palestina. Lantunan kalimat Alluakbar sering di dengungkan ketika demo. Semua berjalan dengan tertib dan aman. Asal tidak merusak dan merugikan orang lain.
Islam di Perth
Agama Islam minoritas di Perth. Komunitas Islam juga banyak di Perth, diantaranya dari Malaysia, Turki, Afrika, Turki, India, Pakistan dan Indonesia. Berbagai mahzab dan pandangan juga ada di Perth. Semua saling menghargai satu sama lain. Fiqih pun fleksibel. Kendati banyak pemahaman yang berbeda, semua kembali kepada individu masing-masing dalam pengamalannya.
Dari berbagai masjid dan majelis taklim, setiap muslim mempunyai corak dan pemandangan yang berbeda-beda. Kendati demikian, semua tertib dan tidak terhubungan oleh jaringan atau aliran-aliran radikal dari luar. Masjid disini pun semua menggunakan Pin atau kode. Jadi tidak sembarangan bisa masuk. Adzan pun tidak diperdengarkan keluar.
Halal food di Perth sudah banyak. Supermarket halal pun buka 24 jam, jika supermarke biasa hanya buka sampai jam lima sore. Jadi, ketika berkunjung ke Perth tidak perlu khawatir untuk wisata halal food.
Karena Islam minoritas, jadi rasa kebersamaan terasa kuat dan solid. Jika ada yang kesusahan saling membantu. Akhlak muslim pun sangat baik disini (Perth). Madrasah juga cukup banyak. Kami (Faza dan Abi) juga menjadi sukarelawan mengajar mengaji setiap hari Sabtu. Pelajar atau mahasiwa Indonesia memberik warna berbeda pada komunitas Islam di Perth.
Pelajaran penting yang dapat kita terapkan di Indonesia yaitu etika kerjanya, kebersihan dan ketaatan pada pemerintah. Selain itu, ada juga sikap gotong royong yang tinggi di Perth. Sebagaimana semboyan gotong royong di Indonesia.
Penulis
Intan Idaman Halawa (Anggota Kombis)
Deka Nirmala Sari (Anggota Kombis)